Banjarmasin (ANTARA
News) - Wacana pemindahan ibu kota Republik Indonesia dari Daerah
Khusus Istimewa (DKI) Jakarta mendapat perhatian dan tanggapan beragam
dengan tinjauan dari berbagai aspek.
"Perhatian itu sebuah kewajaran. Karena wacana tersebut, bukan
rahasia umum lagi," ujar Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan
(Kalsel) H Riswandi di Banjarmasin, Rabu.
"Apalagi `kota metropolitan` tersebut belakangan seakan sudah
menjadi langganan banjir. Sementara pemerintah tampaknya masih kesulitan
mencari solusi agar persoalan itu tidak lagi menghambat jalan roda
pemerintahan," katanya.
Menurut anggota DPRD Kalsel dua periode dari Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) itu, pemindahan kbu kota RI bukan semudah membalik
telapak tangan, namun bisa terwujud asalkan ada kesepahaman dan kajian
lebih mendalam lagi.
"Karena pemindahan ibu kota RI tidak hanya memerlukan pemikiran,
melainkan dari segi biaya juga harus menunjang serta berbagai
pertimbangan lain," kata mantan pegawai Departemen Keuangan itu.
Menurut dia, memang sudah selayaknya ibu kota negara dipindah dari
DKI. Kalimantan sangat siap dan merupakan kawasan strategis untuk
menjadi tempat ibu kota RI.
"Pulau Kalimantan yang dianggap strategis untuk pemindahan ibu kota
RI tersebut. Karena Pulau Borneo bila dilihat dari sisi bencana sangat
kecil, seperti gempa dan banjir," kata politisi PKS tersebut.
"Layak atau tidak layak, Kalimantan merupakan daerah yang sangat
strategis. siap atau tidak siap, Kalimantan masih sangat luas untuk
membangun pemerintahan RI," demikian Riswandi.
Sementara itu, guru besar Universitas Palangka Raya (Unpar) Prof Dr
HM Norsanie Darlan mengungkit kembali keinginan Presiden RI Soekarno
yang mau menjadikan ibu kota Kalimantan Tengah sebagai ibu kota negara.
Presiden RI pertama melontarkan keinginannya itu pada tahun 1950-an
saat peresmian kota Pahandut sebagai ibu kota Kalteng, yang belakangan
ibu kota provinsi tersebut bernama Palangka Raya.
"Saya kira pemikiran Bung Karno itu cukup beralasan dan visioner,
bukan cuma untuk sesaat atau jangka pendek, tapi jauh ke depan," kata
putra Indonesia kelahiran "Bumi Isen Mulang" Kalteng tersebut.
"Oleh karenanya pemikiran proklamator RI tersebut perlu menjadi
perhatian bersama, guna masa depan bangsa dan negara yang sama-sama kita
cintai," demikian Norsanie Darlan.
(KR-SHN/S023)
Wacana pemindahan ibu kota negara menjadi perhatian
Perhatian itu sebuah kewajaran. Karena wacana tersebut, bukan rahasia umum lagi,"