Bogor (ANTARA News)
- Institut Pertanian Bogor memiliki Pusat Kajian Pengendalian Kebakaran
Hutan guna membantu menyelesaikan permasalahan kebakaran hutan dan
lahan, yang akan segera diresmikan keberadaannya.
Tiga pakar kehutanan dan lahan yang juga Dewan Guru Besar IPB,
yakni Prof Yanto Santosa dan Prof Bambang Hero Saharjo dari Fakultas
Kehutanan, dan Prof Budi Indra Setiawan dari Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan mengemukakan itu di Kampus Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa
Barat, Kamis.
Menurut Yanto Santosa IPB telah mempunyai konsep dan strategi
untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dan apa yang
dimiliki itu dilembagakan dalam bentuk pusat kajian dimaksud.
"Dalam waktu dekat pusat kajian lintas disiplin ilmu itu akan
diresmikan sebagai sumbangsih IPB untuk membantu memberi solusi bagi
persoalan kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Tujuan utama pusat kajian itu, menurut Guru Besar Ekologi dan
Manajemen Satwa Liar Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan
Ekowisata Fahutan IPB itu, adalah menemukan, mengembangkan, serta
menyebarluaskan konsep, strategi dan pedoman pengendalian karhutla.
Cakupannya, kata dia, meliputi aspek pencegahan, penanggulangan dan pemulihan biofisik pasca-karhutla.
Sedangkan Hero Saharjo menambahkan bahwa prioritas kegiatan pusat
kajian itu adalah berpartisipasi aktif dalam upaya penyelesaian masalah
kebakaran hutan dan lahan dengan berbagai sumber penyebab.
Di samping itu, kata dia, secara intensif memantau dan mengevaluasi sistem peringatan dini dan deteksi dini.
Prioritas lainnya, menurut Guru Besar Perlindungan Hutan dan juga
Kepala Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan Bagian Perlindungan Hutan
Departemen Silviklutur Fahutan IPB itu, juga memberikan konsultasi
kepada pelaku usaha dan masyarakat pengelola hutan dan lahan.
"Kami juga menyeru dan mengajak anggota Asosiasi Pengusaha Hutan
Indonesia (APHI) untuk bersama-sama mencari solusi, misalnya dengan
memberikan akses lahan hutan untuk demplot percontohan bagaimana
menangani masalah kebakaran hutan dan lahan itu," katanya.
Sementara itu, Budi Indra Setiawan yang juga Guru Besar Hidrologi
dan Fisika Tanah, sekaligus Kepala Bagian Teknik Sumber Daya Air dan
Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB menyatakan pusat kajian
itu juga memberikan masukan kepada pemerintah yang berkaitan dengan
kebijakan dan regulasi.
Di samping itu, mengaji metode, teknologi dan manajemen
pengelolaan hutan dan lahan untuk mendapatkan sistem produksi biomassa
yang optimal, lestari, berwawasan lingkungan, yang dapat diterapkan oleh
pelaku usaha dan masyarakat umum.
"Juga menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dalam
pengelolaan hutan dan lahan untuk produksi biomassa yang optimal,
lestari dan berwawasan lingkungan," katanya.
Dalam kesempatan itu, juga hadir Direktur Direktorat Kajian
Strategis dan Kebijakan Pertanian IPB Dr Dodik Ridho Nurrochmat, yang
mengulas bahwa pihaknya sedang melakukan penelitian sejauh mana aspek
liputan media massa dalam kasus-kasus kebakaran hutan.
"Bisa jadi, apa yang disampaikan melalui laporan-laporan belum
pas, sehingga mempengaruhi kebijakan yang diambil dalam menangani kasus
kebakaran hutan dan lahan," katanya.
Ia merujuk pada laporan mengenai penggunaan semacam "water
bombing" dalam memadamkan kebakaran hutan dan lahan, yang belum tentu
cocok untuk kasus di Indonesia.
"Itu (water bombing) barangkali cocok di negara lain, namun belum
tentu bisa efektif untuk kasus di Indonesia, karena percikan air yang
ke udara bisa memicu kebakaran baru," katanya.
Itu sebabnya, kata dia, laporan media bisa saja berpengaruh pada
kebijakan yang diambil, sehingga dibutuhkan pemberian pemahaman yang
lebih paripurna kepada media massa.
Berita Terkait
OJK nyatakan sektor jasa keuangan di Kalteng miliki tren pertumbuhan positif
Kamis, 18 April 2024 11:48 Wib
Apple Pencil 3 dikabarkan miliki gerakan 'squeeze'
Kamis, 4 April 2024 14:08 Wib
Rekrut CASN 2024, pemerintah siapkan formasi fresh graduate miliki kemampuan digital
Kamis, 14 Maret 2024 20:31 Wib
Ribuan staf medis di Jalur Gaza tidak miliki makanan berbuka puasa
Selasa, 12 Maret 2024 19:55 Wib
Bunda PAUD Katingan harapkan setiap desa miliki PAUD
Kamis, 7 Maret 2024 6:21 Wib
Jateng tanpa penerbangan luar negeri meski miliki dua bandara internasional
Selasa, 5 Maret 2024 17:49 Wib
Adobe miliki sebuah alat mengubah teks ke musik dengan dukungan AI
Selasa, 5 Maret 2024 17:46 Wib
Dokter sebut perokok pasif miliki 4 kali lipat risiko terkena kanker paru
Kamis, 29 Februari 2024 14:33 Wib