Tim Forensik Identifikasi Lokasi Kebakaran Di Kotim

id Tim Forensik Identifikasi Lokasi Kebakaran Di Kotim, Kebakaran sampit

Tim Forensik Identifikasi Lokasi Kebakaran Di Kotim

Ilustrasi, sisa kebakaran di Pasar Sejumput Jalan DI Pandjaitan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng. (FOTO ANTARA Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Tim laboratoruim forensik Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Surabaya mengidentifikasi lokasi kebarakan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang menghanguskan 11 bangunan dan lima korban meninggal dunia.

"Sekarang tim labfor sudah berada di lokasi untuk mengidentifikasi kebakaran yang terjadi pada Senin (21/4) dini hari pukul 01.30 WIB hingga 04.00 WIB tersebut," kata Kapolres Kabupaten Kotim, AKBP Himawan Bayu Aji kepada wartawan di Sampit, Selasa.

Kedatangan mereka untuk menyelidiki penyebab kebakaran dan sekaligus melakukan pencarian dua orang korban yang dikabarkan turut hangus terbakar.

Ia berharap tim labfor dapat bekerja dengan baik, sehingga penyebab kebakaran bisa dengan segera diketahui, begitu juga dengan dua korban yang belum ditemukan.

Berdasarkan laporan yang diterima polisi, sedikitnya ada lima korban meninggal dunia, tiga korban sudah ditemukan dan diduga masih ada dua orang lagi yang belum di temukan sampai sekarang.

"Kami masih belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran tersebut karena kami masih menunggu hasil kerja tim labfor di lapangan," katanya.

Sementara Ketua RT 28, Gafar menyebutkan, kebakaran yang terjadi di pasar tradisional Sejumput, Jalan Panjaitan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotim tersebut, api awalnya terlihat di rumah Kursani, kemudian merembet ke bangunan lainnya.

"Sampai sekarang Kursani dan anaknya Widya belum diketahui nasibnya. Banyak yang menduga mereka ikut jadi korban, tapi kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan kepolisian. Makanya lokasi kebakaran tidak boleh dimasuki dulu karena tim forensik sedang melakukan pemeriksaan," kata Gafar.

Sementara keluarga korban meninggal dunia, Muhammad Noor mengatakan, saat kejadian ada sekitar sebelas orang dalam rumah berlantai dua tersebut.

Enam orang tidur di lantai atas sempat menyelematkan diri dengan cara menjebol bagian belakang rumah dan melompat ke rumah tetangga di bagian belakang.

Sedangkan para korban yang saat itu tidur di lantai bawah adalah H Ardani (60), suami istri Kursani (35) dan Aisyah (30) serta dua anak mereka yakni Widya (9) dan Naila Mega (6).

Mereka diduga kesulitan keluar rumah karena ruangan di lantai tersebut penuh barang dagangan, sementara api berasal dari bagian depan.

"Ayah (Ardani) itu sebenarnya tinggal di Tamban (Kabupaten Kapuas) dan kebetulan datang berkunjung ke sini, ternyata kejadian ini menimpa. Naila itu baru saja merayakan ulang tahun, makanya kami sangat sedih," kata Noor yang merupakan menantu Ardani.



(T.KR-UTG/B/E001/E001)