Kotawaringin Timur Kekurangan Pesawat Angkut Pemudik

id Wakil Bupati Kotim HM Taufiq Mukri, Kotawaringin Timur Kekurangan Pesawat Angkut Pemudik

Kotawaringin Timur Kekurangan Pesawat Angkut Pemudik

Wakil Bupati Kotim, Muhammad Taufiq Mukri. (Istimewa)

Ledakan penumpang mudik juga terjadi pada jasa transportasi udara. Sejak H-20 lalu sampai saat ini, pesawat selalu terisi penuh,"
Sampit (Antara Kalteng) - Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, yang hendak mudik melalui jalur udara hanya bisa pasrah karena pesawat yang ada tidak mampu menampung seluruh calon pemudik.

"Ledakan penumpang mudik juga terjadi pada jasa transportasi udara. Sejak H-20 lalu sampai saat ini, pesawat selalu terisi penuh," kata Wakil Bupati Kotim HM Taufiq Mukri di Sampit, Jumat.

Saat ini tinggal satu maskapai yang beroperasi di Bandara H Asan Sampit, yaitu Kalstar Aviation. Maskapai lain, yaitu Merpati Nusantara Airlines, sudah berhenti beroperasi di bandara itu sejak awal tahun lalu, setelah kontrak kerjasamanya dengan Pemkab Kotim tidak dilanjutkan.

Kondisi tersebut membuat Kalstar menjadi pemain tunggal di bisnis transportasi udara di Bandara H Asan Sampit. Namun karena keterbatasan pesawat, maskapai itu pun kesulitan memenuhi tingginya permintaan pada musim arus mudik tahun ini.

Taufiq menjelaskan berdasarkan laporan yang diterimanya, setiap hari rata-rata pesawat penumpang dari Sampit tujuan Jakarta mengangkut 149 penumpang, tujuan Surabaya 150 orang dan Semarang 71 orang.

"Kita di sini memang kekurangan angkutan udara. Mudah-mudahan ke depan akan ada maskapai baru yang masuk sehingga pelayanan kepada masyarakat akan menjadi lebih baik," kata Taufiq.

Didi, salah seorang warga Sampit, mengaku kebingungan karena tiket pesawat sudah habis, sehingga dia kesulitan hendak mudik ke kampung halaman istrinya di Jawa. Dia akhirnya mudik menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Sampit menuju Surabaya.

"Naik kapal laut pun dapatnya di ekonomi karena untuk Kelas I dan II sudah habis dipesan orang. Daripada tidak bisa pulang, ya saya ambil saja. Saya berharap ada maskapai baru supaya masyarakat tidak kesulitan jika ingin pergi menggunakan pesawat," harap Didi.

Informasi di lapangan, sebagian warga ada yang memilih terbang melalui Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya. Mereka rela menempuh perjalanan darat sekitar empat jam dari Sampit menuju Palangka Raya agar bisa mudik menggunakan pesawat sehingga cepat sampai.



(T.KR-NJI/B/C003/C003)