Surabaya (ANTARA News) - Warga terdampak eks-lokalisasi Dolly Kota
Surabaya menekuni usaha mandiri dengan membuat berbagai macam kue kering
pada libur Lebaran tahun ini.
"Tidak ada yang sulit atau terhambat asalkan ada kemauan belajar
dan merubah keadaan dengan mencoba untuk lebih baik," kata salah seorang
mantan mucikari Kartono di Surabaya, Sabtu.
Kartono menekuni bisnis pembuatan kue kering bersama istrinya, Salamah.
Hasil karya tersebut mulai dibanjiri pesanan dari dalam kota maupun luar pulau selama Ramadhan tahun ini.
Beraneka macam jenis kue kering ini telah dipasarkan seperti halnya
nastar,castengels, putri salju dan beraneka kue lainnya. Kue kering
tersebut biasanya banyak disajikan saat-saat bulan Ramadhan maupun Hari
Raya Idul Fitri.
Dengan modal awal sekitar Rp300 ribu rupiah, ia mulai mengawali
usaha pembuatan kue kering dengan membeli berbagai keperluan alat dan
bahan.
Tidak hanya itu, Kartono dan sang istrinya Salamah juga mengajak
sekitar 7 perempuan PSK untuk bersama-sama belajar membuat jenis dan
macam kue kering dari koleksi buku resep masakan di perpustakannya.
Berkat keseriusannya usaha pembuatan kue kering kartono dan para
perempuan PSK ini mendapat bantuan dari Badan Arsip dan Perpustakaan
Pemkot Surabaya berupa buku-buku resep dan oven serta modal usaha.
Ia mengatakan produksi kue kering buatannya dan para perempuan PSK
mulai meningkatkan produksi dari 100 toples menjadi 400 toples macam kue
kering.
Hal sama juga diungkapkan Tutik. Ia yang dulunya berprofesi sebagai
penjual gorengan dan operator cafe di kawasan lokalisasi Jarak, kini
mulai mantap beralih profesi sebagai pembuat kue kering.
Setelah mengikuti pelatihan yang digelar Taman Bacaan Badan Arsip
dan Perpustakaan Kota Surabaya, Tutik kini sudah bisa membuat beberapa
kue seperti putri salju, nastar dan kastengel.
Dia mengaku sudah berhasil menjajakan 50 toples kue buatannya.
Dulu, sewaktu menjadi operatot cafe, dia harus bekerja dari mulai pukul
22.00 hingga pukul 01.00 WIB tetapi hasilnya tidak menentu.
"Ini saya masih pakai modal sendiri. Besaranya tidak banyak. Semoga
nanti ada bantuan modal dari Pemkot Surabaya sehingga usaha pembuatan
kue saya ini bisa lebih besar. Saya juga berharap dibantu pemasaran,"
ujar ibu tiga anak ini.
Perwakilan Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) KB Kota Surabaya
Anto Handiono mengatakan sejak mulai 2010 hingga 2013, pihaknya sudah
melakukan pelatihan di 31 kecamatan dan sudah ada 49.470 orang yang
sudah dilatih.
Untuk 2014, lanjut dia, khusus di Kecamatan Sawahan, Bapemas KB
sudah melatih 1067 orang. Sedangkan khusus untuk Kelurahan Putat Jaya,
sejak Februari lalu sudah ada 395 orang diberi pelatihan yang terdiri
dari 19 kelas.
"Pelatihannya itu berbasis permintaan masyarakat. Dan yang diminati
masyarakat di Putat Jaya adalah pelatihan makanan olahan, kue basah,
kue kering, dan produk rumah tangga. Kelompok swadaya yang telah
dibentuk dalam pelatihan, kini mulai merintis usaha," ujarnya.
Warga Eks-Dolly Kini Usaha Kue Lebaran
Tidak ada yang sulit atau terhambat asalkan ada kemauan belajar dan merubah keadaan dengan mencoba untuk lebih baik,"