Harga Kebutuhan Di Sampit Tinggi Usai Lebaran

id Harga Kebutuhan Di Sampit Tinggi Usai Lebaran, padagang,

Harga Kebutuhan Di Sampit Tinggi Usai Lebaran

Ilustrasi, Salah satu pasar tradisional yang ada di Kota Palangka Raya. (FOTO ANTARA Kalteng/Ronny NT)

Harga-harga barang belum turun, masih tinggi seperti sebelum Lebaran.
Sampit (Antara Kalteng) - Harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, masih tinggi meski Idul Fitri sudah berlalu beberapa hari.

"Harga-harga barang belum turun, masih tinggi seperti sebelum Lebaran. Mudah-mudahan saja harga kembali normal jadi tidak terus membebani masyarakat," kata Ita, seorang pembeli di Pasar Keramat Sampit, Kamis.

Ibu muda ini mengaku kembali berbelanja karena persediaan kebutuhan dapur sudah menipis. Terakhir dia berbelanja kebutuhan dapur pada dua hari menjelang lebaran sehingga saat ini stoknya mulai menipis, khususnya sayuran dan ikan.

Pantauan di Pasar Keramat, harga barang kebutuhan sebagian besar masih bertahan seperti sebelum lebaran. Seperti ayam potong masih dijual Rp30.000 per kilogram, padahal dalam kondisi normal hanya Rp25.000 per kilogram. Harga daging sapi masih Rp140.000 per kilogram, naik dari sebelumnya yang hanya Rp130.000 per kilogram.

"Mau tidak mau harus tetap membeli meski harga masih tinggi karena stok di dapur memang makin sedikit. Tapi sementara belinya secukupnya, siapa tahu beberapa hari ke depan harga akan turun," harap Ita.

Kamis pagi, pengunjung yang datang ke Pasar Keramat sudah cukup banyak. Sayangnya, belum semua pedagang kembali berjualan sehingga pembeli tidak banyak pilihan untuk berbelanja.

D los ikan, masih terlihat sejumlah lapak yang kosong karena pedagangnya belum berjualan. Jenis ikan yang dijual juga belum banyak pilihan karena masih sedikit pedagang yang mendapat pasokan ikan.

"Sebagian masih ada yang berlebaran di kampung jadi belum berjualan. Pasokan ikan juga belum banyak. Mungkin beberapa hari ke depan sudah banyak pedagang yang kembali berjualan seperti biasa," kata Yati, salah seorang pedagang.

Kondisi seperti ini memang menjadi fenomena rutin usai Idul Fitri. Kondisi biasanya baru benar-benar kembali normal sepekan usai Lebaran setelah semua pedagang kembali berjualan seperti biasa.






(T.KR-NJI/B/A013/A013)