76,8 Ton Garam Hujan Buatan Ditabur Di Kalteng

id 76,8 Ton Garam Hujan Buatan Ditabur Di Kalteng, hercules, garam, kebakaran,

76,8 Ton Garam Hujan Buatan Ditabur Di Kalteng

Ilustrasi, (Istimewa)

Hercules sempat berhenti menabur garam dari tanggal 23 hingga 26 Agustus, tapi sekarang sudah kembali menyebar garam.
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pesawat Hercules A-1317 telah menaburkan sekitar 76,8 ton garam di atas Provinsi Kalimantan Tengah untuk membuat hujan buatan sebagai upaya mengantisipasi dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.

Penyebaran garam melalui pesawat Hercules itu telah dilakukan sejak 8 hingga 30 Agustus 2014 di daerah yang rawan terjadi kebakaran, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng Muchtar di Palangka Raya, Senin.

"Hercules sempat berhenti menabur garam dari tanggal 23 hingga 26 Agustus, tapi sekarang sudah kembali menyebar garam. Semoga hujan buatan cepat turun di Kalteng," tambah Mochtar.

Dia mengatakan sekarang ini kondisi cuaca Kalteng sangat panas dan Tim darat Manggala Agni kesulitan menemukan sumber-sumber air sehingga tidak mampu memadamkan semua areal kebakaran hutan maupun lahan.

Di lahan Taman Nasional Sebangau, misalnya, pada 29 Agustus 2014 terjadi kebakaran seluas 90 hektare, tetapi yang bisa dipadamkan hanya 5 hektare. Kemudian, 30 Agustus sekitar 15 hektare lahan masyarakat di Jalan Tjilik Riwut km 28 hanya 4 hektare berhasil dipadamkan.

"Sulitnya melakukan pemadaman itu karena keterbatasan air dan faktor lokasi yang terbakar. Itulah kenapa kami sangat senang ketika pesawat Hercules kembali menabur garam untuk membuat hujan buatan," kata Mochtar.

Kepala BPBD Kalteng mengatakan dari bulan Juni hingga 31 Agustus 2014 jumlah hutan maupun lahan terbakar di Kalteng mencapai 488,55 hektare dan yang berhasil dipadamkan 111.1 hektare.

Mengenai titik panas dari tanggal 1 hingga 31 Agustus di Kalteng mencapai 662 buah berdasarkan pantauan data sipongi melalui satelit National Oceanic Atmospheric Administration atau NOAA-18.

"Diprediksi hotspot maupun kebakaran hutan dan lahan di Kalteng akan terus bertambah. Agustus hingga Oktober 2014 puncak musim kemarau sehingga rawan menimbulkan kebakaran," demikian Mochtar.





(T.KR-JWM/B/A013/A013)