Danau Butong Diduga Tercemar Limbah Tanah

id tercemar, Danau Butong Diduga Tercemar Limbah Tanah, limbah,

Danau Butong Diduga Tercemar Limbah Tanah

Ilustrasi, Istimewa

Bisa dilihat kondisi air Danau Butong tetap keruh, apalagi saat hujan turun,"
Muara Teweh (Antara Kalteng) - Kawasan Danau Butong, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, diduga tercemar limbah tanah, kata Kepala Desa Butong Ciptawan saat mengunjungi tempat itu, Senin.

Sebelumnya, menurut dia, air danau jernih. Namun, dalam dua tahun terakhir air Danau Butong mulai bawarna keruh atau kuning-kekuningan. Hal itu diperparah ketika hujan turun, air danau keruh.

Ia mengatakan bahwa air hujan membawa lumpur atau tanah ke Sungai Botu, Desa Butong, Kecamatan Teweh Selatan yang mengalir ke Danau Butong. Akibatnya, di bagian utara Danau Butong terjadi pendangkalan yang sebelumnya timbunan pasir kini ditutup lumpur.

Selain itu, lanjut Ciptawan, akibat aktivitas pembangunan sarana pelabuhan khusus (stockpile) perusahaan tambang batu bara di Sungai Barito.

"Tanah timbunan itu juga mengalir ke Sungai Drangen dari Desa Bintang Ninggi II juga ke Danau Butong," kata didampingi Kepala Desa Bintang Ninggi II Ardianto.

Akibat limbah tanah itu, menurut dia, air Danau Butong tidak sejernih dulu, bahkan untuk kebutuhan air minum dan masak, warga penghuni danau terpaksa mengambir air bersih di Sungai Akeh yang juga mengalir ke danau.

Danau Butong yang memilik empat danau, yakni Danau Solay (Besar), Danau Muara, Danau Dulan, dan Danau Oge yang airnya berasal dari Sungai Barito serta anak sungai lainnya selain Sungai Botu, Sungai Drangen, dan Akeh juga Sungai Dulan, Usung, dan Marahu.

Terkait dengan adanya pencemaran akibat limbah tanah dan material lainnya untuk pembangunan jalan tambang batu bara itu, Kepala Desa Butong itu mengatakan bahwa pihaknya sudah memberi tahu hal itu kepada pihak perusahaan pemegang izin perjanjian karya pengusaha pertambangan batu bara (PKP2B) tersebut.

Ia mengatakan bahwa perusahaan telah berupaya dengan membangun sarana sebagai penutup tanah agar tidak mencemari Danau Butong. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil.

"Bisa dilihat kondisi air Danau Butong tetap keruh, apalagi saat hujan turun," ujarnya.

Danau Butong yang dihuni sekitar 35 jiwa yang tinggal di atas 16 lanting (bangunan terapung) sebagai tempat budi daya ikan khas Sungai Barito atau ikan lokal setempat, di antaranya benangin, baung, haruan, tauman, patin keramba, dan jelawat, serta ikan lainnya.

Ciptawan mengatakan bahwa dulu di danau ini ada ikan komersial lainnya yang harganya relatif mahal, di antaranya arwana, bakut, dan belukuh. Namun, sekarang sudah tidak ada lagi.

"Kami tidak tahu kenapa sejumlah jenis ikan itu sudah tidak ditemukan lagi, bahkan potensi ikan juga mulai berkurang dibanding beberapa tahun lalu. Mungkin karena kualitas air danau yang mulai berubah," ujar dia.

Sementara itu, Camat Teweh Selatan Eveready Noor yang berkunjung ke danau didampingi para kepala desa setempat mengatakan bahwa kondisi air Danau Butong sudah tidak jernih lagi.

"Untuk memeriksa kualitas air itu, beberapa sampel air danau kami bawa untuk diperiksa ke Badan Lingkungan Hidup Barito Utara," kata dia.

Pihaknya meminta adanya perhatian pemerintah daerah untuk menjaga kelestarian Danau Butong itu dari aktivitas perusahaan tambang maupun lainnya yang akan berdampak pada ekosistem danau.

"Pihak desa saya minta tetap menjaga kelestarian danau dengan kearifan lokalnya dan menjajaki potensi wisata ke danau itu guna mendukung pemerintah daerah dalam mengembangkan parawisata di daerah ini," kata Eveready Noor.



(T.K009/B/D007/D007)