Barito Utara Pasarkan Kerajinan Rotan Ke Bali

id Barito Utara Pasarkan Kerajinan Rotan Ke Bali

Barito Utara Pasarkan Kerajinan Rotan Ke Bali

Pekerja Rotan (FOTO ANTARA Kalteng/Rachmat Hidayat)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mengungkapkan produk kerajinan dari bahan baku rotan seperti tas dan anyaman asal daerah itu mulai dipasarkan ke Bali dan Yogyakarta.

"Permintaan tas rotan dan produk anyaman rotan dari dua kota itu dalam setahun terakhir menunjukkan peningkatan," kata Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Perindustrian,Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Barito Utara, Roosmadianor di Muara Teweh, Kamis.

Menurut dia, pemasaran anyaman rotan jenis rambat itu ke Bali sebelumnya sempat mengalami penurunan, namun saat ini mulai diminati lagi dimana setiap bulan kiriman produk itu mencapai 300 buah, bahkan bisa mencapai 1.000 buah.

Sedangkan tas rotan memang baru mulai dipasarkan ke Yogyakarta yang sekali kirim mencapai 200 buah.

"Rambat dan tas rotan ini oleh pengusaha Bali dan Yogyakarta diolah lagi hingga lebih menarik dibanding bentuk asalnya yang disesuaikan dengan selera pembeli terutama para turis asing dan domestik," katanya.

Roosmadianor mengatakan meskipun harga anyaman rambat dan tas rotan yang merupakan kerajinan rumah tangga di sejumlah desa di Kecamatan Gunung Purei itu dijual untuk rambat Rp75.000 dan tas rotan Rp100.000 per buah ke Bali dan Yogyakarta.

Selain dipasakan di kedua kota pariwisata dan budaya itu, kerajinan asal kabupaten pedalaman Sungai Barito ini juga dijual ke Kalimantan Timur dan Jakarta.

"Biasanya melalui pameran di Jakarta, para pembeli atau pengusaha kerajinan langsung menghubungu pengrajin," ujarnya.

Dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Barito Utara terus mendorong para pengrajin rotan mendiversifikasi produknya guna menarik lebih banyak pembeli lokal dan nasional.

Upaya diversifikasi produk itu sejalan dengan program pemerintah yang mendorong hilirisasi (pengembangan industrilisasi, promosi hingga pemasaran produksi rotan) dan penggunan produk dalam negeri atau nasional.

Saat ini kerajinan rotan daerah itu menjadi produk unggulan yang diusahakan masyarakat dalam bentuk rambat dan anyaman rotan berupa tikar yang bermotif khas suku Dayak sehingga pemerintah daerah meminta pengrajin membuat bentuk kerajinan baru yang variatif dan menarik sehingga diminati pasar.

"Program ini mulai dilaksanakan 2014 sebagai upaya pengembangan potensi daerah," katanya.



(T.K009/B/A039/A039)