Pesawat Garuda Batal Mendarat Di Tjilik Riwut

id Pesawat Garuda Batal Mendarat Di Tjilik Riwut, pesawat,

Pesawat Garuda Batal Mendarat Di Tjilik Riwut

Ilustrasi (ANTARA FOTO/FB Anggoro) Istimewa

Jarak pandang untuk mendarat tidak sesuai standar sehingga dialihkan ke Bandara Syamsuddin Noor Kalimantan Selatan,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pilot Pesawat Garuda dari Jakarta tujuan Palangka Raya batal mendarat di Tjilik Riwut, Selasa, akibat kabut asap yang cukup pekat.

"Jarak pandang untuk mendarat tidak sesuai standar sehingga dialihkan ke Bandara Syamsuddin Noor Kalimantan Selatan," kata Kepala Pimpinan Cabang Garuda Palangka Raya Yunus, di Palangka Raya.

Dia mengatakan jarak pandang di Bandara Tjilik Riwut sudah memenuhi standar, penumpang akan diterbangkan ke Palangka Raya. Kami belum dapat memastikan kapan diterbangkan, melihat kondisi kabut asap.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng Mochtar mengatakan pekatnya kabut asap di Palangka Raya karena asap dari bekas pemadaman lahan yang terbakar.

Selain itu, lanjut dia, rendahnya angin dan belum turunnya hujan membuat asap tersebut tetap berada di Palangka Raya.

"Kalau titik hotspot sebenarnya rendah, hanya dua titik,` kata Mochtar.

Dia mengatakan dua titik hotspot yang terpantau pada 28 September hanya terlihat di Kabupaten Lamandau dan Murung Raya. Titik tersebut terpantau melalui satelit, dan dibantu tim Darat Manggala Agni.

"Penurunan tersebut berkat kerja keras Tim Darat Manggala Agni yang tiada henti memantau dan langsung memadamkan lahan terbakar. Setiap ada titik api langsung dipadamkan," kata dia.

Kepala BPBD Kalteng mengatakan Tim darat maupun Udara telah berupaya keras melakukan pemadaman dan mengantisipasi tingginya hotspot. Namun, upaya tersebut tidak akan optimal jika masyarakat masih terus membakar lahan.

Dia pun berharap masyarakat tidak membakar lahan serta berdoa agar hujan segera turun di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" itu. Sebab, dengan turunnya hujan, maka kabut asap bisa hilang.

"Kami tetap mengapresiasi keterlibatan masyarakat mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Ini terbukti adanya penurunan titik hotspot. Harapannya tetap ditingkatkan," demikian Mochtar.




(T.KR-JWM/B/B008/B008)