Penjaga Perdamaian Tiongkok Tiba Di Sudan Selatan 2015

id Penjaga Perdamaian Tiongkok Tiba Di Sudan Selatan 2015,

PBB (ANTARA News) - Sekitar 700 prajurit Penjaga Perdamaian Tiongkok dijadwalkan untuk bergabung dengan misi Perserikatan Bangsa Bangsa di Sudan Selatan pada awal tahun depan, menurut Kepala Misi PBB, Rabu.

Namun ia meminta Beijing untuk mengirimkan batalyon "lebih awal daripada waktu yang telah disepakati."

Tiongkok bulan lalu mengumumkan bahwa mereka akan mengirim pasukan untuk membantu melindungi warga sipil di tengah munculnya aksi kekerasan baru.

Para pejabat Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan ini akan menjadi kali pertama Tiongkok memberikan kontribusi batalion infanteri bagi misi Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa.

Tahun lalu Tiongkok mengirimkan "unit perlindungan" yang lebih kecil untuk bergabung dengan misi Perserikatan Bangsa Bangsa di Mali.

Ellen Margrethe Loj, Utusan khusus Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Sudan Selatan dan Kepala Misi Penjaga Perdamaian badan dunia itu, mengatakan pada saat ini terdapat 10.488 tentara di lapangan. Mandat operasi itu sendiri adalah 12.500 pasukan penjaga perdamaian.

"Batalion Tiongkok belum tiba, namun kami memiliki sebuah perusahaan teknik Tiongkok dan rumah sakit tingkat dua Tiongkok," katanya kepada sekelompok kecil wartawan di Perserikatan Bangsa Bangsa di New York.

"Yang terakhir saya dengar mereka tidak akan tiba sampai awal tahun ini, namun kami mencoba untuk meminta semua negara kontributor pasukan, termasuk Tiongkok, tetapi juga Ethiopia dan Rwanda dan lain-lain, untuk memberikan pasukan dan peralatan yang mereka janjikan lebih cepat," katanya.

Pertempuran meletus pada bulan Desember di Sudan Selatan, yang mengumumkan kemerdekaan dari Sudan pada tahun 2011, setelah berbulan-bulan ketegangan politik antara Presiden Salva Kiir dengan wakil serta pesaing politiknya yang dipecat, Riek Machar.

Konflik itu telah membuka kembali ketegangan mendalam antara kelompok-kelompok etnis, terutama etnis Dinka Kiir melawan etnis Nuer Machar.

Loj, yang dilantik enam minggu yang lalu, memberikan penjelasan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa sebelumnya pada Rabu dan mengatakan dia "terkejut oleh adanya ketidakpedulian terhadap kehidupan manusia."

Konflik itu telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang, menyebabkan lebih dari 1 juta orang melarikan diri dan mengakibatkan negara yang berpenduduk 11 juta itu terancam kelaparan.

Hingga akhir tahun, sepertiga dari orang-orang tersebut bisa terancam kelaparan, kata Perserikatan Bangsa Bangsa.

Pembicaraan damai yang ditengahi oleh blok regional Afrika IGAD belum mencapai kesepakatan.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa Bangsa Samantha Power telah memperingatkan Kiir dan Machar bahwa jika kesepakatan damai tidak dapat dicapai selama pembicaraan saat ini maka sanksi jangka panjang kemungkinan besar akan dijatuhkan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa.