Seoul (ANTARA News) - Rencana untuk melanjutkan kembali pembicaraan
tingkat tinggi antara Korea Utara dan Korea Selatan akhir pekan ini
tampaknya terancam batal karena pihak Korut menolak untuk mengkonfirmasi
kehadirannya.
Kedua Korea pada awal Oktober telah sepakat untuk memulai kembali
dialog, dan pihak Korea Selatan telah mengusulkan pertemuan diadakan
pada 30 Oktober, demikian laporan AFP.
Namun, dalam serangkaian pesan terbaru bernada sama, Korea Utara
pada Minggu (26/10) mengatakan pihaknya terpaksa mempertimbangkan
kembali untuk mengambil bagian dalam pembicaraan tingkat tinggi itu
karena merasa kurangnya ketulusan dari pihak Korea Selatan.
Pesan fax dari Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara secara khusus
mengutip penolakan Korea Selatan dalam melarang para aktivis Korsel
meluncurkan balon-balon, yang membawa bundelan berisi selebaran
anti-Korea Utara, melintasi wilayah perbatasan.
"Kami harus berpikir ulang apakah pembicaraan tingkat tinggi ini
dapat diselenggarakan dalam suasana hati seperti itu," kata pihak Korut.
Sementara itu, Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan pemerintah
Korsel tetap berkomitmen untuk melanjutkan dialog antar-Korea dan
mendesak Korea Utara untuk tidak membuat masalah peluncuran selebaran
itu sebagai hambatan untuk berdialog.
"Kami juga mendesak Korea Utara untuk memperjelas posisinya dalam
pengajuan kami untuk melakukan pembicaraan pada 30 Oktober," kata juru
bicara Kementerian Unifikasi Korsel Lim Byeong-Cheol dalam konferensi
pers.
Pemerintah Korea Utara telah lama mengecam peluncuran selebaran
anti-Korut yang dilakukan para aktivis Korsel, dan menyebut para aktivis
yang terlibat dalam peluncuran selebaran itu sebagai "manusia sampah".
Dalam beberapa pekan terakhir ini, pemerintah Korut telah
meningkatkan tuntutan agar pihak Korsel melarang praktik peluncuran
selebaran itu sepenuhnya, namun pemerintah Korea Selatan menegaskan
bahwa para aktivis itu memiliki hak demokratis.
Sebuah operasi peluncuran selebaran di dekat wilayah perbatasan
Korut-Korsel pada Sabtu (25/10) mengakibatkan bentrok antara aktivis dan
warga setempat yang melempari telur.
Warga yang tinggal di daerah perbatasan itu berpendapat bahwa
peluncuran selebaran itu dapat menempatkan mereka pada situasi yang
sulit, yaitu risiko pembalasan dari pihak Korea Utara.
Setelah mengalami kebuntuan akibat dipantau oleh banyak polisi, para
aktivis yang telah merencanakan untuk meluncurkan sekitar 50.000
selebaran terpaksa mundur.
Meskipun Korea Utara mengakui bahwa acara peluncuran selebaran
anti-Korut yang utama berhasil dibatalkan, pemerintah Korut tetap
mencatat bahwa pemerintah Korea Selatan telah gagal dalam mencegah para
aktivis berpindah ke tempat lain yang lebih jauh dari perbatasan untuk
melepaskan satu balon berisi selebaran pada malam hari.
Perjanjian awal untuk melanjutkan dialog antar-Korea muncul ketika
delegasi tingkat tinggi Korea Utara melakukan kunjungan mendadak ke
Korea Selatan pada awal Oktober.
Pembicaraan tingkat tinggi itu terakhir kali diadakan pada Februari
dan menghasilkan acara reuni keluarga-keluarga yang terpisah akibat
Perang Korea.
Berita Terkait
Timnas Korut Putri U-17 hadapi tantangan suhu panas di Bali
Senin, 6 Mei 2024 19:32 Wib
Presiden Korsel bersumpah akan tangkal ancaman nuklir Korut
Senin, 1 Januari 2024 15:18 Wib
Kim Jong-un minta pasukannya bersiap hadapi perang lawan AS
Jumat, 29 Desember 2023 13:28 Wib
Korea Utara kembali buka pintu untuk warga asing
Selasa, 26 September 2023 7:57 Wib
Korut tembakkan rudal balistik saat Kim Jong Un akan temui Putin
Rabu, 13 September 2023 12:19 Wib
Korea Utara bersumpah perkuat militernya menyusul deklarasi AS
Minggu, 30 April 2023 20:33 Wib
Biden sebut serangan nuklir Korut akan jadi akhir rezim Pyongyang
Kamis, 27 April 2023 13:26 Wib
Hadapi ancaman Korut, Jepang-Korsel sepakat kerja sama
Kamis, 23 Maret 2023 19:44 Wib