Masyarakat Sekitar Kebun Sawit Pun Tersenyum

id Masyarakat Sekitar Kebun Sawit Pun Tersenyum , saidul

Masyarakat Sekitar Kebun Sawit Pun Tersenyum

Saidulkarnain Ishak, (FOTO ANTARA Kalteng/Ronny NT)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Manajemen perusahaan terlihat bahagia menyaksikan wajah sejumlah masyarakat Desa Tumbang Ngahan, Kecamatan Atang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat desa pun bisa merasa bahagia karena kepeduliaan pemerintah dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di sekitar desa berjarak 350-400 Km dari ibu kota kabupaten Kotawaringin Timut, Sampit itu.

Masyarakat wilayah yang dikelilingi areal perkebunan kelapa sawit itu terlihat bertambah bahagia setelah akses jalan dapat dilewati untuk mengangkut hasil pertanian ke pasar sudah semakin bagus.

"Awalnya, jalan ini dibangun oleh pemerintah Kotawaringin Timur," kata Sekretaris Desa Tumbang Ngahan, Milyono.

Aktivitas masyarakat daerah ini kini semua lancar. Warga sudah dapat mengangkut hasil pertaniannya ke kota tanpa hambatan. Ini berbeda dengan sebelumnya yang kalau mau ke ibu kota kabupaten Kotim, Sampit butuh waktu dua hari dua malam.

Kini, jarak tempuhnya berkisar 5-6 jam saja ke kota Sampit sudah sampai setelah jalan ini dibangun dan pemeliharaannya dilakukan PT HPA.

Sebelumnya, masyarakat desa ini harus mengarungi sungai untuk mengangkut hasil bumi ke ibu kota kabupaten, Sampit. Tapi kini masyarakat bahagia setelah akses jalan sepanjang sekitar 350-400 Km itu sudah bisa dilalui untuk mengangkut berbagai hasil bumi ke ibu kota kabupaten.

Tokoh masyarakat desa yang dihuni 107 kepala keluarga (KK) atau 391 jiwa itu menyampaikan terima kasih kepada pemerintah dan manajemen perusahaan kelapa sawit yang telah membangun jalan untuk memudahkan memasarkan produksi pertanian ke kota.

"Ini merupakan perhatian nyata yang membawa masyarakat desa bahagia," ujar Milyono.

Wilayah desa yang dipimpin Kepala Desa Julianus itu terlihat subur dengan aneka tumbuhan sekitar rumah warga. Masyarakat yang berdomisili di aliran sungai itu terlihat bahagia meski jauh dari suasana keramaian di kota.

Mereka terlihat sangat menikmati kenyamanan hidup dengan suasana damai tanpa tabir yang mencerminkan perbedaan politik desa.

Masyarakat desa ini masih memerlukan perhatian untuk memuluskan jalan yang sudah dibangun dan pemeliharaannya mendapat perhatian dari perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut.

Hal itu dinilai penting untuk kelancaran arus barang dan arus manusia dari desa ke kota, sehingga berbagai produk pertanian dapat dinikmati konsumen perkotaan.



Pendidikan dan Kesehatan

Terkait dengan fasilitas pendidikan dan kesehatan masyarakat di daerah tersebut, pemerintah dan perusahaan milik PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) ikut memberi bantuan, sehingga warga desa merasa sangat terbantu di bidang pendidikan dan kesehatan.

Dua aspek ini menjadi perhatian serius pemerintah dan perusahaan di daerah tersebut.

Perusahaan kelapa sawit PT BGA sudah menyalurkan dana lebih dari Rp1 triliun untuk membantu berbagai kebutuhan masyarakat dalam dua tahun terakhir.

Dana itu diperoleh dari program "corporate social responsibility" (CSR). Lebih Rp1 miliaran dana telah digelontorkan perkebunan kelapa sawit PT Hati Prima Agro untuk membantu masyarakat daerah ini.

"Seluruh perusahaan milik BGA Group, termasuk PT HPA, berkomitmen membantu masyarakat dan pembangunan daerah melalui program CSR. Pada 2013 lebih satu miliar dana CSR disalurkan, sedang 2014 hingga Oktober sudah mencapai Rp324,915 miliar. Ini wajib bagi kami. Semua ini merupakan suatu kewajiban, termasuk bidang pendidikan," kata Kepala Wilayah 2 BGA Group, Sutyo Suyatno.

Kini, ribuan anak karyawan perkebunan kelapa sawit daerah ini sudah dapat menikmati pendidikan. Sekolah dasar yang dibangun perusahaan dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan tenaga pengajar profesional.

Semua guru perempuan, termasuk kepala sekolah, Rinca, dibantu Purnama Sari, Rita Rahayu, Eva Revana dan Desi Natalia mendapat gaji dari perusahaan.

Ratusan ribu anak karyawan yang tinggal bersama orang tuanya di areal perkebunan tetap mendapat kesempatan pendidikan di sejumlah lembaga pendidikan yang dibangun perusahaan.

Sekolah dasar swasta di areal perkebunan PT HPA, dan sekolah dasar di Desa Tumbang Ngahan menjadi bukti kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap pendidikan.

"Kami berterima kasih pada perusahaan perkebunan karena menyediakan sarana pendidikan bagi, sehingga anak-anak kami bisa mendapatkan hak pendidikan. Mereka bisa sekolah di sekolah di desa atau di areal kebun. Ini sebuah kebahagiaan karena anak-anak kami bisa mengikuti pendidikan meskipun tinggal di desa yang jauh dari kota," kata Sekdes Milyono.

PT HPA menyediakan sarana pendidikan yang menjadi hak bagi anak-anak di lingkungan perusahaan maupun desa sekitarnya. Perhatian perusahaan yang membangun sekolah ini sejak 1 September 2012 dan masih menginduk pada SDN 3 Kalang merupakan dukungan tak ternilai harganya karena investasi bidang pendidikan untuk kemajuan anak bangsa.

Kini, sekitar ratusan murid sedang menimba ilmu di sekolah yang dibangun di areal perkebunan tersebut, umumnya anak karyawan. Bangunan sekolah di tengah areal perkebunan memberi kesejukan kepada siapa saja yang menginjakkan kakinya di daerah tersebut. Lima guru cantik terlihat bahagia dan senang mentransfer ilmunya kepada muridnya.

Manajer corporate Affair Regional I dan II Bumitama Gunajaya Agro Irwan Kusnandar mengatakan semua murid diberikan pendidikan gratis. Guru yang mengajar di sekolah ini juga dibayar perusahaan. Perusahaan berupaya memberi sesuatu yang bermakna bagi masyarakat yang berdomisili di sekitar perkebunan, termasuk anak karyawan.

"Semua kita gratiskan, termasuk bahan bacaan untuk murid dan guru. Gaji para guru sesuai aturan dan statusnya karyawan perusahaan. Selain itu, kami juga membantu sekolah dan guru desa sekitar perusahaan. Sekolah dasar yang dibangun di areal perkebunan lulus seratus persen," kata Irwan Kusnandar didampingi Koordinator CSR Wilayah 2 BGA Group Widi Subekti.

Kepala SDS 1 HPA, Rinca mengaku senang mengabdikan diri meski jauh dari hiruk-pikuk keramaian perkotaan dengan harapan kualitas pendidikan meningkat dan merata seluruh daerah, termasuk di Kabupaten Kotim.

Dengan adanya gedung sekolah yang dibangun perusahaan seperti ini diharapkan semua anak mendapat kesempatan mengikuti pendidikan, di samping kesejahteraan.



Perusahaan mitra masyarakat

Perusahaan yang mulai menanam kepala sawit pada 2010 itu berupaya bermitra dengan masyarakat sekitar seperti membangun kebun kelapa sawit plasma.

Sekitar 1.150 hektare dar 11.000 hektare areal kebun kelapa sawit bermitra dengan masyarakat desa Sungai Puring, Kuluk Kalawang dan desa Tumbang Ngahan, dan sebagian besar di antaranya sudah produksi, tambah dia.

"Operasional kebun kelapa sawit plasma itu 100 persen ditalangi perusahaan tanpa membebani kredit jenis apa pun kepada masyarakat. Sekitar 800 hingga 900 hektare (sekitar 80 persen), sudah berproduksi, dan diperkirakan dua-tiga tahun lagi masyarakat akan menikmati hasil kebun plasma tersebut," kata Sutyo Suyatno yang akrab disapa Yoyo.

Melalui pembangunan perkebunan plasma seperti ini diharapkan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan meningkat di masa mendatang.

Selain itu, perusahaan juga memprioritaskan warga sekitar direkrut sebagai karyawan dengan komposisi saat ini mencapai 80 persen dengan harapan dapat membantu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Sutyu mengatakan kehadiran perusahaan yang tergabung dalam BGA Group itu tidak hanya untuk mencari keuntungan sendiri, tetapi juga memikirkan manfaat bagi masyarakat sekitarnya seperti membantu pembangunan daerah dan mengangkat perekonomian masyarakat.

Jadi, bermitra dengan masyarakat merupakan langkah nyata yang kini sudah dirasakan warga, sehingga masyarakat sekitar kebun pun tersenyum. Bahagia.

Ekonomi masyarakat saat ini terlihat meningkat ditandai dengan banyaknya pasangan suami-istri yang bekerja di perusahaan tersebut, sementara anak-anak mereka disekolahkan secara gratis di lembaga pendidikan yang dibangun perusahaan itu. Ini salah satu bentuk kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.

Aspek kesejahteraan masyarakat lainnya yang dilakukan perusahaan ini diimplementasikan melalui berbagai program CSR seperti pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, perbaikan infrastruktur jalan, pembinaan keagamaan, korban bencana, dukungan untuk upacara adat, pelatihan keterampilan kerja, penjajakan sektor usaha kecil dan lainnya.

Koordinator dana CSR Wilayah 2 BGA Group, Widi Subekti, menjelaskan realisasi dana CSR eksternal dan internal PT HPA pada 2013 sebesar Rp1.023.792.515, sedangkan realisasi pada 2014 hingga Oktober lalu sudah mencapai Rp324.915.995. Dana ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berdomisili di sekitar perusahaan.

"Perhatian terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat serius kami lakukan. Kami turun ke desa-desa membantu warga. Masyarakat juga sangat terbuka karena kami memang benar-benar ingin membantu. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan kebutuhan apa yang diperlukan masyarakat di desa sekitar perusahaan," jelas Widi.

Seandainya semua perusahaan kelapa sawit dan perusahaan tambang yang beroperasi di Kalimantan Tengah memberi perhatian serius terhadap kesejahteraan melalui dana CSR, tentu semua akan tersenyum bahagia, meski tidak terlibat langsung dalam operasional perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam di daerah tersebut.



(T.S019/B/E011/E011)