Warga Desa Kotim Keluhkan Jalan Berlumpur

id Warga Desa Kotim Keluhkan Jalan Berlumpur

Warga Desa Kotim Keluhkan Jalan Berlumpur

Ilustrasi, (Istimewa)

...Sekitar 8,6 kilometer jalan desa kami hancur dan berlumpur, apalagi musim penghujan saat ini...
Sampit (Antara Kalteng) - Masyarakat desa di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengeluhkan masih terbatasnya sarana infrastruktur, bahkan banyak jalan berlumpur sehingga sangat mengganggu aktivitas.

"Infrastruktur di desa kami masih tertinggal karena belum tersentuh. Sekitar 8,6 kilometer jalan desa kami hancur dan berlumpur, apalagi musim penghujan saat ini. Masyarakat sangat terganggu karena sering ambles," kata Kepala Desa Tinduk, Kecamatan Baamang, Kasmudin di Sampit, Sabtu.

Desa Tinduk merupakan satu-satunya desa yang ada di Kecamatan Baamang. Baamang merupakan satu dari dua kecamatan yang menjadi bagian wilayah Kota Sampit, Ibu Kota Kabupaten Kotim.

Meski jaraknya tidak terlalu jauh dari pusat kota, namun pembangunan Desa Tinduk masih lamban. Jalan menuju desa yang mengandalkan sektor pertanian ini rusak parah padahal sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya untuk mengangkut hasil pertanian.

Di desa ini terdapat pasar yang beroperasi dua kali dalam seminggu yaitu pada Rabu dan Jumat. Namun terkadang pedagang dibuat kecewa tidak bisa membawa dagangan mereka untuk dijual di pasar itu karena ambles akibat jalan rusak.

Kasmudin mengaku sudah beberapa kali batal menghadiri undangan di Sampit atau tempat lainnya karena sebab yang sama yaitu ambles di jalan rusak sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan.

"Kami sudah beberapa kali mengusulkan, namun hingga kini belum juga ada realisasi. Masyarakat sangat membutuhkan jalan yang bagus untuk menunjukan aktivitas ekonomi," harap pria yang kini menjalani periode kedua masa jabatannya.

Dia berharap pemerintah kabupaten maupun provinsi memperhatikan aspirasi masyarakat desanya dan memperjuangkannya. Dia yakin jika jalan menuju desanya mulus maka akan berdampak positif terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.



(T.KR-NJI/B/F003/F003)