Operasi Pasar Bulog Kalteng Hingga Harga Normal

id beras, bulog kalteng, operasi pasar

Operasi Pasar Bulog Kalteng  Hingga Harga Normal

Ilustrasi. (Istimewa)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Kalimantan Tengah memanfaatkan gedung perkantoran sebagai lokasi operasi pasar untuk mengendalikan kenaikan harga beras yang terjadi sepekan ini.

"Kami melakukan operasi pasar di depan kantor di jalan RTA Milono dan depan gudang di jalan Tjilik Riwut. Beras yang dijual jenis medium," kata Kasi Pengadaan dan Harga Pasar Bulog Divren Kalteng Ahmad Ronni Anwar di Palangka Raya, Selasa.

Operasi pasar akan terus dilakukan Bulog Kalteng hingga harga beras normal kembali, karena stock berkisar 5.040 ton dan rencananya di bulan Maret akan datang dari Provinsi Jawa Timur maupun Sulawesi Selatan sebanyak 6.000 ton.

Ahmad mengatakan stock beras di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" ini aman untuk delapan bulan ke depan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dan membeli dalam jumlah yang banyak.

"Kalau masyarakat khawatir, justru rawan dimanfaatkan oknum tertentu mencari keuntungan. Jika beras di pasar relatif mahal, silahkan membelinya di Bulog. Harganya normal dan berkualitas," demikian Kasi di Bulog Kalteng.

Wakil Ketua Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Kalteng Syahrin Daulay mengatakan pada bulan Februari 2015 provinsi ini mengalami Deflasi 0,70 persen, namun bahan pokok beras tetap menjadi penyumbang inflasi sehingga perlu disikapi secara serius.

Dia pun mengapresiasi langkah Bulog Divre Kalteng yang menyelenggarakan operasi pasar di depan perkantoran, dan rencannya juga akan menjual beras jenis medium di pasar penyeimbang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Seperti yang diketahui bersama stock beras Kalteng kan tidak ada masalah. Tapi kondisi di lapangan, beberapa jenis beras harganya relatif mengalami kenaikan. Ini perlu diantisipasi," kata Syahrin.

Asisten dua Pemprov Kalteng itu menyadari penyebab beras menyumbang inflasi mayoritas berjenis premium, sedangkan stock di Bulog Kalteng jenis medium sehingga kurang diminati masyarakat.

"Sebenarnya mengenai rasa tidak terlalu berbeda antara premium dan medium, tapi karena masyarakat sudah terbiasa dengan beras premium perlu waktu untuk merubahnya. Terpenting kita tetap mengendalikannya," demikian Syahrin.