Dinsos: Penduduk Miskin Kalteng Berkurang 559 Jiwa

id penduduk miskin, kalteng Penduduk Dinsos: Penduduk Miskin Kalteng Berkurang 559 Jiwa

Dinsos: Penduduk Miskin Kalteng Berkurang 559 Jiwa

Penduduk Miskin. (FOTO ANTARA)Istimewa

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Dinas Sosial Kalimantan Tengah mengklaim jumlah penduduk miskin di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" ini mengalami pengurangan 559 jiwa pada tahun 2014.

Pada 2013 penduduk miskin tercatat 149.384 jiwa sedangkan tahun 2014 sekitar 148.829 jiwa, kata Kepala Dinsos Kalteng Guntur Talajan saat Rapat Koordinasi Bidang Rehabilitasi Sosial di Palangka Raya, Rabu.

"Dari 14 Kabupaten/Kota se-Kalteng, hanya Kabupaten Sukamara yang tidak memiliki penduduk miskin. Prestasi ini harus menjadi motivasi bagi kabupaten/kota lainnya," tambah dia.

Dikatakan, tidak adanya penduduk miskin di Kabupaten Sukamara karena mayoritas penduduknya memiliki dan memanfaatkan secara optimal lahannya untuk memenuhi kebutuhan perekonomian.

Guntur mengatakan, hasil survey dan pantauan dilapangan, tidak adanya penduduk miskin di Kabupaten Sukamara terlihat dari tidak ditemukannya pengangguran maupun pengemis.

"Saya meyakini Kabupaten/kota bisa mengikuti prestasi yang dimiliki Sukamara. Masyarakat di Kalteng ini sebenarnya mayoritas memiliki lahan hanya kurang dimanfaatkan. Peran pemerintah memotivasi agar lahan itu dimanfaatkan," katanya.

Dia mengatakan, jumlah penduduk miskin sangat berhubungan dengan jumlah masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Tuna Sosial di Kalteng.

PMKS Tuna Sosial itu ada yang Tuna Susila 1.286 orang, Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) ada 1.226 orang, Gelandangan dan Pengemis ada 171 orang.

"Ada pula penderita HIV/AIDS sebanyak 266 orang dan Waria yang jumlahnya belum valid. Melalui Rakor ini disamakan visi dan misi untuk penanganan PMKS sehingga terjalin koordinasi dalam penanganan PMKS di Kalteng," kata Guntur.

Dia menyarankan penanganan yang dapat dengan mengurangi jumlah korban Penyalahgunaan NAPZA, membantu dan melatih keterampilan penyandang disabilitas, pelatihan bagi BWBLP, warga Tuna Susila dan orang dengan HIV/AIDS.

"Kemudian anak bermasalah hukum dan anak terlantar dibina di Panti Bina Remaja, Pendampingan Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) serta penanganan Pengemis dan Gelandangan bersama Satpol PP," demikian Guntur.



(T.KR-JWM/B/S019/S019)