Kemenkumham-BI Dorong Usaha Kemandirian Warga Lapas

id Yasonna Laoly, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly

Kemenkumham-BI Dorong Usaha Kemandirian Warga Lapas

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly. (FOTO ANTARA Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia bersama dengan Bank Indonesia mendorong kemandirian usaha warga binaan di lembaga pemasyarakatan Provinsi Kalimantan Tengah.

Program kerjasama berupa peningkatan kemandirian narapidana di Provinsi Kalimantan Tengah itu diawali dengan penandatanganan kerjasama antara Kantor Perwakilan BI Kalteng dengan Kantor Wilayah Kemenkumham Kalimantan Tengah pada 28 November 2014 lalu.

"Dalam lingkup nasional, program kerjasama ini baru dilaksanakan di Provinsi Banten dan Provinsi Kalimantan Tengah, diharapkan nantinya dapat di replikasi di provinsi lain," kata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, di Palangka Raya, Jumat.

Program kerjasama ini merupakan upaya peningkatan kemandirian warga binaan lembaga pemasyarakatan dengan menjadikannya sebagai inkubator bisnis dengan memberikan bekal para warga binaan jika nantinya sudah kembali ke lingkungan masyarakat serta untuk mendukung ketahanan pangan dan pengendalian inflasi daerah.

Sebagai tahap pertama program ini, di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Palangka Raya telah dibudidayakan bawang merah dan tanaman holtikultura lainnya dengan bibit sebanyak 7.000 `polybag` pada lahan seluas 2 hektare.

Selanjutnya, Bank Indonesia pun memfasilitasi pelatihan melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah berupa pelatihan budidaya bawang merah serta melibatkan petani yang berpengalaman sebagai pendamping.

Selain itu, pelatihan pengolahan hasil budidaya jamur tiram dan ikan tawar diberikan melalui Lembaga Pendidikan dan Keterampilan Multi Karya kepada 20 warga binaan wanita.

Di samping bawang merah, jamur tiram dan budidaya ikan air tawar, warga binaan juga menanam komoditi lain seperti pepaya, cabai, timun, kacang panjang, gabas dan lainnya.

"Kami menyambut baik program ini karena nilai positif tidak hanya berdampak kepada individu warga lembaga pemasyarakatan tetapi juga berdampak kepada peningkatan ekonomi. Selain itu program ini juga sejalan dengan program pemerintah terkait swasembada pangan," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ronald Waas.



(T.KR-RNA/B/B008/B008)