Menkumham Buka Pelatihan Pejabat Lapas Dan Rutan

id foto bersama menteri menkumham, kalteng, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly

Menkumham Buka Pelatihan Pejabat Lapas Dan Rutan

Foto bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly (empat dari kiri) dan gubernur Kalteng Agustin Teras Narang (tiga dari kiri) saat kunjungan kerja di Palangka Raya, 6/3/2014. (FOTO ANTARA Kalteng/Rendhik Andika)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly membuka pelatihan bagi pejabat lembaga pemasyarakatan dan kepala rumah tahanan di Provinsi Kalimantan Tengah yang diikuti 30 orang peserta.

"Ini program peningkatan kemandirian narapidana dan klien pemasyarakatan. Program `Training Of Trainer (TOT)` ini diharapkan mampu meningkatkan pembinaan di LP," katanya di Palangka Raya, Jumat.

Menkumham mengatakan, TOT ini sebagai pembinaan, pendidikan dan pelatihan bagi petugas lembaga pemasyarakatan untuk mewujudkan kemandirian dan keterampilan narapidana di masa mendatang.

Program ini merupakan kerja sama Bank Indonesia, Kemenkumham dan Pemerintah Provinsi Kalteng. Saat ini dalam lingkup nasional, program seperti ini baru dilaksanakan di Provinsi Banten dan Provinsi Kalteng.

Sebagai tahap pertama dalam program ini, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Palangka Raya telah dibudidayakan bawang merah dan tanaman holtikultura lainnya dengan bibit sebanyak 7.000 "polybag" pada lahan seluas dua hektare.

Pembukaan TOT itu, Menkumham Yasonna Laoly didampingi Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ronald Waas, dan dihadiri sejumlah pejabat di provinsi tersebut.

Bank Indonesia memfasilitasi pelatihan melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng berupa pelatihan budidaya bawang merah serta melibatkan petani yang berpengalaman sebagai pendamping.

Selain itu, Bank Indonesia juga memberikan bantuan bibit dan media tanam jamur tiram (baglog) sebanyak 5.500 baglog, serta bibit ikan lele dan ikan nila sebanyak 10.000 ekor.

"Pilot proyek di Lapas Palangka Raya ini diharapkan dapat diikuti oleh lebih dari 476 unit Lapas di seluruh Indonesia," kata Ronald.

Ia mengatakan, manfaat yang didapat nantinya tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian, tapi juga memberikan implikasi positif bagi warga binaan lapas sehingga setelah kembali ke masyarakat menjadi mandiri dan memiliki jiwa pengusaha.


(T.KR-RNA/B/S019/S019)