Pedagang Plaza Unjuk Rasa Ke DPRD Barsel

id Unjuk Rasa, DPRD Barsel

Pedagang Plaza Unjuk Rasa Ke DPRD Barsel

Ilustrasi, Puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Palangka Raya menuntut pemerintah kota membubarkan prostitusi terselubung yang diduga berkedok warung kopi di daerah.(FOTO ANTARA Kalteng/Rendhik Andika)

Buntok, Kalteng 30/3 (Antara) - Puluhan pedagang plaza Beringin Buntok melakukan unjuk rasa damai ke DPRD Barito Selatan, Kalimantan Tengah dan meminta portal pada lorong plaza dibuka seperti sebelumnya.

"Ini permintaan kami karena sejak portal dipasang dua minggu lalu, omzet kami mengalami penurunan," kata ketua pedagang plaza Beringin Buntok, Mawardi, di Buntok, Senin.

Dia mengharapkan komisi II DPRD Barsel dapat memfasilitasi sehingga paling tidak satu portal yang terpasang pada ujung lorong tersebut bisa dibuka.

"Dengan demikian, maka para pembeli yang menggunakan kendaraan roda dua bisa masuk dengan leluasa pada lorong plaza Beringin untuk membeli keperluan sehari-hari," katanya.

Mawardi mengharapkan permintaan tersebut bisa diakomodir agar dalam waktu dekat ini akan menyampaikan surat permohonan kepada pemerintah daerah dan DPRD Barsel.

"Terkait dengan areal parkir kendaraan roda dua, tetap pada tempat yang telah ditentukan yakni pada samping dan halaman plaza Beringin Buntok," ujar Mawardi.

Anggota DPRD Barsel, James Janjam saat melakukan pemantauan di plaza Beringin Buntok usai unjuk rasa itu menyampaikan pihaknya berupaya semaksimal mungkin memfasilitasi permasalahan itu.

"Kita juga telah menghubungi Disperindagkop dan UMKM Barsel turun bersama-sama ke lapangan untuk melihat kondisi lorong pasar pascadipasangnya portal," ujarnya.

Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu juga meminta para pedagang agar secepatnya menyampaikan surat resmi terkait permintaan tersebut.

Dengan adanya surat tersebut lanjut James Janjam, maka pihaknya dapat memfasilitasi permasalahan tersebut dengan pemerintah daerah agar paling tidak satu portal pada lorong bisa dibuka.

"Hal itu supaya para pembeli yang menggunakan kendaraan roda dua bisa masuk dengan leluasa tanpa portal. Banyak toko tutup dan tidak berjualan karena dipasang portal tersebut," demikian James Janjam.



(T.KR-BYU/B/S019/S019)