Kapolres Kotim Sidak Antisipasi Beras Sintetis

id Kapolres Kotim Hendra Wirawan, Sidak Antisipasi Beras Sintetis

Kapolres Kotim Sidak Antisipasi Beras Sintetis

Kapolres Kotim AKBP Hendra Wirawan melakukan inspeksi ke pasar untuk melihat peredaran beras di wilayahnya. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Kepala Kepolisian Resor Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, AKBP Hendra Wirawan melakukan inspeksi mendadak ke Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit untuk mengantisipasi beredarnya beras sintetis atau beras plastik di daerah ini.

"Ini menindaklanjuti perintah Pak Kapolda, terutama masalah beras plastik, meski Pak Kapolri sudah menyatakan tidak ada beras plastik di Indonesia," katanya di Sampit, Kamis.

Kapolres Hendra Wirawan mengatakan, inspeksi mendadak ini dilakukan untuk menjawab kekhawatiran masyarakat, dan sekaligus untuk mencegah masuknya beras plastik di pasar daerah Kotim.

Pada kesempatan itu, Hendra terlihat berbincang dengan sejumlah pedagang guna mendapatkan informasi tentang beras yang beredar di pasaran. Perwira yang baru beberapa hari bertugas di Kotim ini juga memeriksa langsung beras yang dijual pedagang.

Kapolres Hendra Wirawan menyatakan bersyukur karena belum ada indikasi beredarnya beras plastik atau sintetis di Kotim. Meski begitu, kewaspadaan semua pihak tetap dibutuhkan untuk mencegah masuknya beras plastik ke daerah ini.

"Anggota kami juga menyebar untuk mengecek di seluruh pasar daerah ini. Hasil komunikasi kami dengan pedagang, insya Allah tidak beredar beras plastik di daerah kita ini," ucap Hendra.

Kabar beredarnya beras plastik tidak terlalu memengaruhi masyarakat Kotim. Saat ini sebagian besar masyarakat mengonsumsi beras lokal, sedangkan sisanya membeli beras kemasan dan stoknya mencukupi sehingga kecil kemungkinan masuknya berasi sintetis.

Pihaknya juga mengecek ketersediaan kebutuhan bahan pokok menjelang datangnya bbulan suci Ramadhan yang diperkirakan mulai pertengahan Juni 2015.

Dia mengimbau pedagang tidak menimbun bahan kebutuhan pokok karena akan memberatkan masyarakat yang akan menyambut Ramadhan di daerah tersebut.