Dinkes: Palangka Raya Aman Dari Cikungunya

id Palangka Raya Aman Dari Cikungunya, Dinkes Palangkaraya, Riban Satia

Dinkes: Palangka Raya Aman Dari Cikungunya

Ilustrasi. Mark S Watson, City Manager yang berasal dari City of Oak Ridge Tennesse dari United State of America (USA) (kiri) saat memasangkan pin penghargaan kepada Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia (FOTO ANTARA Kalteng/Ronny NT)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya melalui Kepala Seksi Penanggulangan Wabah dan Bencananya, Siska mengatakan, hingga saat ini kota tersebut aman dari penyakit cikungunya.

"Berdasarkan data yang kita miliki, masyarakat yang menderita penyakit cikungunya dari Januari hingga sekarang hanya sekitar 10 orang dan itu pun terjadi pada awal tahun lalu. Kami juga telah melakukan pengecekan ke lapangan. Sampai sekarang tidak kami temukan kasus itu lagi," kata Siska di Palangka Raya, Jumat.

Ia mengatakan, berdasarkan program jika dalam satu wilayah hanya ada satu orang yang terindikasi terserang cikungunya kemungkinan penyakit itu didapat dari wilayah lain.

"Jika satu orang saja kemungkinan itu bukan cikungunya. Cikungunya itu bukan kasus rutin seperti DBD yang setiap bulan ada. Penyakit itu hanya muncul sekali-kali saja, tetapi jika muncul langsung banyak orang yang terjangkit karena penyebarannya sangat cepat," ujarnya.

Ia menerangkan, penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu alphavirus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty, yakni hewan yang sama yang menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Gejala utamanya jika terkena penyakit ini adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan ngilu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal dan juga timbul rasa sakit pada tulang. Sebagian orang ada yang menyebutnya sebagai demam tulang atau flu tulang.

"Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi kurang lebih selama lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak dan kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah tiga sampai lima hari. Mata biasanya merah disertai seperti gejala flu," katanya.

Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungannya dan secara rutin melakukan gerakan 3M yakni menguras dan menutup bak penampungan air serta mengubur barang bekas yang tidak terpakai.