Anggota Paskibraka Utusan Kotim Gagal Melaju Ke Istana

id Paskibraka kotim, HUT RI

Anggota Paskibraka Utusan Kotim Gagal Melaju Ke Istana

Ketua Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Kotawaringin Timur, H Sanggul Lumban Gaol menyematkan tanda peserta pendidikan dan pelatihan calon Paskibraka Kotim, Sabtu (1/8/2015). Sebanyak 71 pelajar dari berbagai sekolah negeri dan swasta terpilih men

Sampit (Antara Kalteng) - Kabupaten Kotawaringin Timur tahun ini gagal mempertahankan prestasi mewakili Provinsi Kalimantan Tengah dalam pemilihan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka tingkat nasional.

"Paskibraka kita delapan tahun berturut-turut ikut mewakili Kalteng di pusat, tapi tahun ini gagal. Kita mengirim empat orang, tapi ternyata tidak ada yang terpilih," kata Ketua Purna Paskibraka Indonesia Kotim, H Sanggul Lumban Gaol di Sampit, Sabtu.

Setiap tahun, Kotim mengirim empat pelajar mengikuti seleksi calon anggota Paskibraka di tingkat provinsi yang akan mewakili Kalteng di tingkat nasional.

Delapan beberapa tahun terakhir, selalu saja ada satu siswa atau siswi asal Kotim yang terpilih dari dua pelajar di Kalteng yang mewakili provinsi ini menjadi bagian Paskibraka nasional untuk bertugas menaikkan dan menurunkan bendera pusaka di Istana Negara pada peringatan HUT Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus.

Kegagalan tahun ini menjadi pelajaran bagi Paskibraka di daerah ini untuk melakukan pembenahan. Sanggul berharap di tahun-tahun berikutnya, pelajar Kotim akan kembali terpilih mewakili Kalteng bergabung dengan Paskibraka nasional.

"Kami akan mengevaluasi di mana kekurangan kita tahun ini sehingga bisa diperbaiki. Tapi untuk Paskibraka di tingkat provinsi, ada delapan pelajar kita yang terpilih untuk bergabung di sana," sambung Sanggul.

Sementara itu, Sabtu pagi digelar pendidikan dan pelatihan calon anggota Paskibraka tingkat Kabupaten Kotim. Sebanyak 71 pelajar dari berbagai SMA/SMK/MA negeri dan swasta mengikuti kegiatan yang dipusatkan di asrama pendidikan dan pelatihan kompleks Stadion 29 November Sampit.

Mereka merupakan pelajar terbaik yang dipilih melalui serangkaian seleksi di 15 kecamatan. Mereka sebelumnya harus bersaing ketat karena sedikitnya ada 1.500 pelajar dari berbagai sekolah di 17 kecamatan di Kotim yang mengikuti seleksi tersebut.

"Ada beberapa syarat dan penilaian, seperti tinggi badan, keseimbangan berat dan tinggi, penampilan, daya tarik, estetika tubuh dan lainnya. Untuk putri tinggi badan minimal 160 centimeter, sedangkan putra minimal 165 centimeter. Mereka menjalani diklat pemantapan mental, disiplin, tata cara baris berbaris dan materi lainnya," jelas Sanggul.

Para pelajar terbaik tersebut menjalani karantina hingga tiba waktu mereka bertugas menaikkan dan menurunkan duplikat bendera pusaka saat HUT RI di Stadion 29 November pada 17 Agustus nanti. Pemateri didatangkan dari berbagai unsur seperti Polri, TNI, dan instansi lainnya.