Krisis Air Bersih Landa Kotawaringin Timur

id Kotim Krisis air bersih, Krisis Air Bersih Landa Kotawaringin Timur

Krisis Air Bersih Landa Kotawaringin Timur

Bupati Kotim, H Supian Hadi memberangkatkan 18 truk yang mengangkut 70.000 liter air bersih untuk membantu masyarakat, Kamis (30/7/2015). Kekeringan membuat sedikitnya lima desa di Kecamatan Teluk Sampit mengalami krisis air bersih.(FOTO ANTARA Kalte

Sampit (Antara Kalteng) - Sudah hampir dua bulan krisis air bersih di sejumlah wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dan hingga kini semakin meluas karena musim kemarau panjang sedang melanda di daerah tersebut.

"Hari ini ada tujuh tangki air bersih dikirim. Tiga untuk Kecamatan Pulau Hanaut, sedangkan sisanya untuk Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rukmana Priyatna di Sampit, Selasa.

Hampir dua bulan ini, kawasan Selatan empat kecamatan, yaitu Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut dan Mentaya Hilir Utara, dilanda krisis air bersih. Sumber air bersih seperti sumur mengering, sementara sungai terasa asin dan tidak layak dikonsumsi akibat intrusi air laut.

Mengatasi kondisi ini, sejak 30 Juli lalu pemerintah daerah memasok air bersih dari Sampit menggunakan mobil tangki. Air bersih hingga kini terus dipasok karena kekeringan masih melanda kawasan tersebut. Bahkan kini kekeringan diindikasikan meluas ke sejumlah kecamatan lainnya.

"Tapi, belum ada permintaan bantuan air dari kecamatan lain karena masih bisa diatasi. Seperti di Kecamatan Telawang, masyarakat di sana bisa mengatasi kesulitan air bersih dengan patungan membuat sumur bor dalam seratus meter lebih," sambung Rukmana.

Camat Baamang, Yusransyah berharap hujan segera turun dengan rutin. Selain memicu kebakaran yang kembali marak, kekeringan saat ini mulai menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kesulitan air bersih.

"Kalau kemarau sampai tiga bulan nanti, mencari air minum pun akan susah, apalagi untuk memadamkan kebakaran lahan. Saat ini masyarakat di Desa Tinduk mulai kesulitan air. Mereka menggali sumur sampai empat meter, belum juga mendapatkan sumber air," kata Yusransyah.

Camat Kotabesi, Darini juga menyampaikan keluhan yang sama. Saat ini kekeringan menjadi kendala dalam memadamkan kebakaran lahan dan mendapatkan sumber air sehingga sangat mengganggu.

"Mulai banyak desa mengeluh karena mulai sulit mendapatkan air karena sumur kering. Sumber air yang ada juga mulai kurang layak. Mudah-mudahan hujan segera turun," harapnya.