Polisi Barsel Kejar Pelaku Pemerkosa dan Pembunuhan Gadis Jeti

id polisi barsel pemerkosa gadis, jeti lestari

Polisi Barsel Kejar Pelaku Pemerkosa dan Pembunuhan Gadis Jeti

Jasad Jeti Lestari korban penganiayaan dan perkosaan saat dibawa dari UGD menuju kamar mayat RSUD Jaraga Sasameh Buntok, Minggu dini hari (13/9). (Foto Antara Kalteng/Bayu Ilmiawan)

Buntok (Antara Kalteng) - Kasat Reskrim Polres Barsel, AKP Ahmad Budi Martono, S. IK membenarkan pihaknya sedang memburu pelaku pemerkosaan dan pembunuhan terhadap gadis Jeti Lestari (14) warga Desa Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

"Polisi sedang melakukan penyelidikan terhadap kasus itu," katanya, saat dikonfirmasi di Buntok, Kalteng, Minggu, terkait peristiwa Sabtu malam (12/9) tersebut.

Gadis Jeti tewas setelah dianiaya dan diperkosa oleh orang tak dikenal. Gadis yang masih duduk di kelas IX Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tersebut tewas pada hari Sabtu malam sekitar pukul 23. 00 WIB dengan luka lebam pada bagian leher dan dada.

"Jeti meninggal dunia di rumah setelah ditemukan dalam kondisi lemas di padang pohon pisang di belakang salah satu rumah penduduk di desa Kalahien," kata ayah korban, Ferdinan, di Buntok, Minggu dini hari.

Ia menceritakan, sebelum meninggal dunia, anaknya itu sempat mengirim SMS minta izin menonton hiburan di acara perkawinan dan begitu mau pulang bersama tiga orang teman wanita sebayanya, ia juga mengirim pesan singkat melalui telepon selulernya.

Sekitar pukul 21.02 WIB, kata dia, Jeti menelpon dan meminta .segera untuk dijemput, karena dia diperkosa dan setelah itu sambungan telepon pun langsung terputus.

"Kemudian saya bergegas membeli pulsa untuk menghubungi serta mencarinya dan sekitar pukul 22.58 Jeti Lestari mengirim SMS memberitahukan bahwa dia berada di padang pohon pisang di belakang rumah Mama Vega," ucap Ferdinan.

Menurut dia, ketika ditemukan dan dibawa pulang ke rumah dengan digendong, kondisinya sudah lemas dan sempat berbicara bahwa dirinya akan meninggal dunia dan kemudian tidak bersuara lagi.

"Setelah korban dibawa ke rumah, saya langsung melaporkan kejadian tersebut ke pos pengamanan Polisi di desa Kalahien dan begitu pulang ke rumah, anak bungsu saya itu sudah meninggal dunia," ucap Ferdinan dengan nada sedih.

"Sedangkan mayat korban saat ini sudah dibawa ke Palangka Raya untuk diotopsi guna mengetahui penyebab kematian korban," ujarnya.