Sabu-Sabu Rp549,9 Juta Dibuang Ke Selokan

id Sabu-Sabu Rp549,9 Juta Dibuang Ke Selokan, Sabu sabu, Pemusnahan barang bukti

Sabu-Sabu Rp549,9 Juta Dibuang Ke Selokan

Ilustrasi, (Foto Antara Kalteng/Norjani)

..Dari tujuh tersangka itu, baru beberapa yang tahap I, karena pemberkasannya berurutan..."
Sampit (Antara Kalteng) - Kepolisian Resor Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, memusnahkan 274,98 gram sabu-sabu senilai Rp549.960.000 dengan cara merebus dan membuangnya ke selokan markas kepolisian setempat.

"Narkoba ini merupakan kejahatan yang memang akan selalu ada, seperti halnya judi dan minuman keras. Tapi kami juga tidak akan pernah berhenti memberantasnya. Kalau ada, akan kami tangkap dan proses," kata Kepala Polres Kotim, Ajun Komisaris Besar Hendra Wirawan, di Sampit, Selasa.

Sabu-sabu sebanyak 43 paket yang dimusnahkan itu merupakan barang bukti yang disita dari tersangka berinisial Sar, WY, dan NI. Turut hadir pula dalam pemusnahan itu Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kotim Kartina Purba, Kepala Dinas Kesehatan dr Faisal Novendra Cahyanto, dan perwakilan Kejaksaan Negeri Sampit, serta ketiga tersangka.

Dalam sebulan terakhir, Polres Kotim berhasil menangkap tujuh bandar dan pengedar sabu-sabu. Mereka adalah NI, WY, Sar, HT, Ftr, AR, dan JH. Total barang bukti yang diamankan sebanyak 322,52 gram sabu-sabu atau senilai Rp580.536.000

Mereka ada yang merupakan bandar besar, pengear, dan distributor yang rata-rata sudah beroperasi cukup lama. Bahkan ada yang selama tujuh tahun. Sebagian dari mereka ada yang residivis kasus yang sama, namun ada pula pemain baru.

Tangkapan terbesar bulan ini sabu-sabu total berat 290 gram senilai Rp356 juta yang diamankan dari dua tersangka yaitu Sar yang merupakan bandar besar dan WY seorang perempuan yang menjadi kaki tangan Sar. Penangkapan dilakukan di tempat berbeda pada Jumat (18/9) sekitar pukul 08.00.

"Barang berasal dari Banjarmasin dan Pontianak melalui jalan darat. Dari tujuh tersangka itu, baru beberapa yang tahap I, karena pemberkasannya berurutan. Kami bekerjasama dengan BNK dan Dinas Kesehatan untuk meminta bantuan alat tes narkoba karena kami kekurangan," sambung Hendra.

Untuk pencegahan, berbagai langkah dilakukan, salah satunya dengan melakukan tes urine kepada kelompok atau orang yang rawan terjerat narkoba. Tes urine dilakukan dengan melihat prioritas karena keterbatasan peralatan dan anggaran.

Hendra menganggap penurunan ekonomi bisa berkorelasi terhadap kecenderungan meningkatnya tindak kejahatan. Dia mengimbau masyarakat menjauhi narkoba karena produsen dan pengedar akan tetap beroperasi selama permintaan dan konsumsi narkoba masih tinggi.