Tiga Helikopter Bisa Lakukan Pemadaman

id helikopter, kebakaran lahan, sisi selatan kalteng, water bombing

Tiga Helikopter Bisa Lakukan Pemadaman

Ilustrasi - Proses pemadaman api dengan menggunakan bom air (water bombing) yang diluncurkan dari Helikopter Kamov KA 32A11BC. (ANTARA FOTO/Yohanes Kurnia Irawan)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Karo Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Marianitha menjelaskan tiga helikopter akhirnya bisa melakukan pemadaman di lahan maupun hutan yang terbakar.

Tiga helikopter tersebut dapat melakukan pemadaman di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kapuas serta Kotawaringin Timur karena jarak pandang semakin membaik, kata Marianitha di Palangka Raya, Selasa.

"Helikopter jenis Bell 214B P2-MSA melakukan waterbombing di Kobar dengan total 170.100 liter, Helikopter Kamov URCIJ di Kapuas dengan total 175.000 liter dan helikopter MI-8 di Kotim dengan total 68 ribu liter," ucapnya.

Selain melalui udara, Satgas Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan Kalteng juga terus melakukan pemadaman melalui darat di lokasi yang terbakar di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" itu.

Dia mengatakan, pemadaman kebakaran lahan yang dilakukan oleh Posko Darat per 12 Oktober 2015 terdapat di tiga lokasi, yakni Palangka Raya dan Desa Taruna Pulang Pisau dengan total luas lahan yang terbakar 10,5 Ha dan luas yang dipadamkan 4 Ha.

"Pemadaman dilakukan Kodim di kota Palangka Raya dan seluruh kabupaten pada 12 Oktober 2015 total luas lahan yang terbakar adalah 23,75 Ha dan luas lahan yang dipadamkan 21,5 Ha," kata Marianitha.

Mengenai penindakan terhadap pelaku pembakaran lahan, Polda Kalteng telah menetapkan 65 tersangka dari 63 laporan polisi. Dari 63 laporan polisi tersebut 58 diantaranya dilakukan perorangan dan lima korporasi.

Dia mengatakan, data dari Polda Kalteng 18 berkas pelaku pembakaran sudah tahap satu, 29 berkas tahap dua dan 16 berkas dalam perkara proses penyidikan.

"Itu informasi perkembangan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan di Kalteng per 12 oktober 2015. Kalau untuk per 13 Oktober 2015, belum sepenuhnya masuk ke kami. Nanti kami akan informasikan kembali," demikian Marianitha.