Kotawaringin Timur Dijanjikan Bantuan Helikopter Pembom Air

id Kotawaringin Timur Dijanjikan Bantuan Helikopter Pembom Air, ISPU, Melawan Asap, H Supian Hadi

Kotawaringin Timur Dijanjikan Bantuan Helikopter Pembom Air

Ilustrasi, Bom Air Padamkan Kebakaran Proses pemadaman kebakaran api dengan menggunakan bom air (water bombing) di wilayah Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Kamis (3/9). (ANTARA FOTO/Yohanes Kurnia Irawan)

Sampit (Antara Kalteng) - Pemerintah Pusat menjanjikan akan mengoperasikan satu helikopter pembom air untuk membantu pemadaman kebakaran lahan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

"Sore kemarin Danlanud dan pilot sudah rapat di kantor Setda. Dalam minggu ini atau minggu depan (dilaksanakan). Tinggal kita siapkan sarana dan perlengkapan untuk heli dan pesawat untuk membantu pemadaman kebakaran lahan," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit, Selasa.

Asap pekat masih menyelimuti Kotawaringin Timur, khususnya di Sampit. Selain akibat kebakaran lahan yang memang masih marak di daerah ini, pekatnya asap diduga juga diperparah adanya asap kiriman dari daerah lain.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Bandar Haji Asan Sampit, kepekatan asap sepanjang Selasa cukup parah. Asap sangat pekat pada pukul 05:00 hingga 07:00 WIB sehingga menyebabkan jarak pandang hanya lima meter.

Supian meminta masyarakat membantu upaya penanggulangan kebakaran lahan dan kabut asap. Upaya yang dilakukan satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan tidak akan berakhir tanpa dukungan masyarakat.

"Saya dengan sangat memohon, tolong jangan ada lagi yang membakar lahan. Kondisi saat ini sudah sangat parah dan merugikan masyarakat luas. Jangan salah jika aparat penegak hukum akan mengambil tindakan tegas bagi pelaku pembakar lahan," kata Supian.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Suparman menyebutkan saat ini kualitas udara Kota Sampit sudah menunjukkan level berbahaya. Masyarakat diimbau menggunakan masker untuk menghindari dampak asap terhadap kesehatan.

"Indeks standar pencemaran udara Kota Sampit pada tanggal 19 dan 20 Oktober sebesar 317,81 microgram per meter kubik dengan kategori berbahaya," ucapnya.

Masyarakat berharap hujan segera turun agar kebakaran lahan dan kabut asap segera berakhir. Asap pekat yang menyelimuti Sampit tidak hanya mengganggu kesehatan, tetapi juga mengganggu perekonomian. Penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit juga lumpuh.