Penerbangan Muara Teweh Lumpuh Hampir Dua Bulan

id Bandara muara teweh, penerbangan ke muara teweh terhenti

Penerbangan Muara Teweh Lumpuh Hampir Dua Bulan

Seorang petugas Bandara Beringin Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah mengamati kabut asap yang menutup kawasan bandara setempat. (Foto Antara Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Penerbangan di Bandara Beringin, Muara Teweh, Kalimantan Tengah telah lumpuh hampir dua bulan akibat kabut asap.

"Penerbangan batal sejak Jumat (4/9) lalu dan hingga saat ini atau hampir dua bulan masih terhenti akibat kabut asap, namun bandara tidak ditutup," kata seorang petugas Bandara Beringin, Akhmad Sidik, di Muara Teweh, Sabtu.

Saat ini kabut asap di Muara Teweh pada Sabtu masih tebal dengan jarak pandang pagi hari sekitar 150 meter sehingga penerbangan dari dan ke Bandara Beringin Muara Teweh masih terhenti.

Sidik mengatakan maskapai penerbangan yang berhenti adalah Susi Air rute Muara Teweh-Tjilik Riwut Palangka Raya bersubsidi dari pemerintah pusat (APBN). Sepekan tiga kali (Rabu, Jumat, dan Minggu) penerbangan dengan harga tiket dewasa Rp273.300 dan bayi Rp32.730.

Susi Air juga membatalkan rute penerbangan Muara Teweh-Balikpapan dan Muara Teweh-Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) akibat kabut asap melanda wilayah tersebut.

Penerbangan ke Banjarmasin dan Balikpapan nonsubsidi dengan harga tiket di atas Rp1 juta juga dibatalkan, kata Sidik.

Penerbangan lainnya yang juga terhenti yaitu pesawat sewa (carter) perusahaan tambang batu bara dan perusahaan gas yang melayani penumpang di antaranya karyawan itu tiga sampai empat hari dalam sepekan yakni setiap hari Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu.

Maskapai menggunakan pesawat jenis Twin Otter tersebut antara lain Air Fast, Air Bone dan Hilift masing-masing tujuan Muara Teweh - Bandara Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur pulang pergi.

"Akibat tidak adanya penerbangan hampir dua bulan, penerimaan Bandara Beringin berkurang seperti pajak bandara dan pendaratan pesawat. Penerimaan sejumlah biaya pajak penumpang dan pendaratan pesawat terbang minim akibat tidak adanya penerbangan," jelas dia.

Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Muara Teweh, Sunardi, mengatakan jarak pandang permukaan pada Sabtu pagi mencapai 150 meter dengan jarak vertikal 200 feet.

Kabut asap ini berkurang dibanding Jumat (23/10) sore dengan jarak pandang sekitar 50 meter dengan jarak pandang vertikal 100 feet.

"Cuaca terlihat lebih cerah dibanding kemarin dan pagi ini sinar matahari bisa menembus kabut asap," katanya.