BLH dan DKP Sukamara Cek Penyebab Kematian Ikan di Sungai Jelai

id blh sukamara, dkp sukamara, sungai jelai

BLH dan DKP Sukamara Cek Penyebab Kematian Ikan di Sungai Jelai

Ikan-ikan dari hasil pemeliharaan di keramba-keramba di Sungai Jelai, Sukamara. (Foto Antara Kalteng/Gusti Jainal)

Sukamara (Antara Kalteng) - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sukamara bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sukamara turun ke lapangan untuk mengetahui penyebab kematian ikan yang ada di bantaran Sungai Jelai.

"Kita mendapat laporan dari Camat Sukamara dan masyarakat akan hal kematian ikan milik para petani keramba, dan kita langsung turun kelapangan bersama Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mengetahui sebabnya," kata Kepala BLH Sukamara Kalimantan Tengah, H Iwan Miraza di Sukamara, Rabu.

Ia mengatakan,  pihaknya langsung menguji air sungai Jelai dan diketahui tingkat keasaman berada di bawah 5, yang berarti tinggi. Kandungan asam yang tinggi dapat terjadi karena proses pelarutan gas asidik dalam jumlah besar yang dikeluarkan dari kegiatan industri, transportasi atau kebakaran hutan dan lahan beberapa waktu yang lalu.

"Tingkat keasaman di bawah 5 yang terjadi di Sungai Jelai tersebut dimungkinkan karena kebakaran lahan yang terjadi saat kemarau lalu, dan saat terjadi hujan asam tersebut terjadi peningkatan kadar keasaman air sungai. Kedua kondisi itu bersama menyebabkan keasaman tinggi di sungai Jelai," jelasnya.

Hujan asam yang menyebar ke perairan seperti sungai, danau dan perairan lainnya, dapat menghambat pertumbuhan mahluk hidup yang ada di perairan. Bahkan dengan pH rendah dapat menghambat pertumbuhan benih-benih ikan, dan membuat ikan sulit untuk berkembang biak. Juga plankton yg merupakan salah satu makanan bagi ikan tidak bisa bertahan hidup jika pH air di bawah 5 sehingga jika plankton musnah rantai makanan di perairanpun akan terputus.

Namun menurutnya, bagi warga yang berada di bantaran Sungai Jelai tidak perlu khawatir, sebab biasanya perairan seperti sungai memiliki sifat self purifikasi atau bisa melakukan pemulihan terhadap alur perairannya sendiri, artinya air sungai bisa normal dengan sendiri secara alami.