4.718 Guru Di Kotawaringin Timur Ikut Uji Kompetensi

id 4.718 Guru Di Kotawaringin Timur Ikut Uji Kompetensi, UKG di Kotawaringin Timur, Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Suparmadi

4.718 Guru Di Kotawaringin Timur Ikut Uji Kompetensi

Sebanyak 4.718 guru di Kabupaten Kotawaringin Timur mengikuti Uji Kompetensi Guru yang dilaksanakan di ruang multimedia SMAN 1 Sampit mulai 16 hingga 25 November. (FOTO ANTARA Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Sebanyak 4.718 guru di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengikuti uji kompetensi guru yang dilaksanakan pada 16 hingga 25 November.

"Uji kompetensi ini melihat secara keseluruhan kompetensi dan kemampuan guru di Kabupaten Kotawaringin Timur. Kami berharap ini akan menjadi motivasi bagi para guru untuk meningkatkan kompetensi," kata Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Suparmadi di Sampit, Selasa.

Selasa siang, Suparmadi mendampingi Penjabat Bupati Kotawaringin Timur, Godlin memantau pelaksanaan uji kompetensi guru di SMAN 1 Sampit. Ujian dilaksanakan bergantian dengan setiap kelompok sebanyak 20 orang peserta.

Kedatangan Godlin untuk memberi semangat kepada para peserta ujian. Dia berharap para guru berusaha semaksimalkan mengikuti uji kompetensi yang kini dijadikan barometer kemampuan para guru.

"Dengan gurunya mengikuti uji kompetensi, harapannya mereka akan menularkannya sehingga semua anak-anak di Kotawaringin Timur ini akan menjadi cerdas," harap Godlin.

Godlin tidak menampik kekhawatiran akan adanya guru yang belum berhasil dalam uji kompetensi ini. Apalagi, sebagian peserta mengeluhkan sulitnya soal-soal ujian yang disajikan secara online tersebut.

Hasil uji kompetensi ini akan menjadi gambaran peta pemerataan kualitas sumber daya manusia para guru. Dia mengakui kendala para guru yang bertugas di pedalaman karena sering dihadapkan pada berbagai keterbatasan, khususnya dalam hal teknologi.

"Terutama yang di desa-desa, mungkin menghadapi kendala karena keterbatasan sarana di sekolah mereka selama ini. Tapi hasil ini bukan karena kebodohan tapi kurangnya kesempatan. Kalau diberi kesempatan yang sama, bahkan bisa lebih bagus dari yang di perkotaan," sambung Godlin.

Uji kompetensi ini benar-benar membutuhkan konsentrasi para guru. Pasalnya jika belum berhasil, maka berbagai konsekuensi mungkin saja akan mereka hadapi ke depannya mengingat uji kompetensi kini menjadi standar dalam pemetaan kompetensi guru.