Sampit (Antara Kalteng) - Kepolisian Resor Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah sangat selektif dalam menyerahkan senjata api untuk digunakan anggotanya sesuai prosedur yang berlaku.
"Anggota polisi pun, tidak semudah itu diberikan senjata api. Mereka harus mengikuti tes secara berkala, khususnya tes psikologi. Kalau tidak lulus, ya tidak diberikan senjata," kata Kapolres Kotawaringin Timur, AKBP Hendra Wirawan di Sampit, Rabu.
Tes psikologi secara berkala terhadap anggota polisi yang memegang senjata api, sangat penting dilakukan. Kegiatan itu untuk memastikan bahwa polisi tersebut memang layak dan bisa menggunakan senjata api sesuai aturan.
Senjata api sangat berbahaya jika digunakan sembarang atau disalahgunakan. Senjata api sangat berbahaya jika dikuasai orang yang tidak mampu mengendalikan emosinya sehingga dikhawatirkan membahayakan orang lain maupun pemegang senjata api itu sendiri.
Polres Kotawaringin Timur juga terus mengasah kemampuan anggotanya dalam menggunakan senjata api. Seperti pada Selasa (24/11), sebanyak 120 anggota polisi mengikuti latihan menembak di Markas Komando Brimob di Sampit.
"Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan anggota kami dalam menembak. Ini rutin dilakukan agar tetap mahir dalam menggunakan senjata api dengan benar," sambung Hendra.
Terkait dugaan masih maraknya kepemilikan senjata api rakitan di kalangan masyarakat, Hendra mengatakan masalah itu menjadi perhatian mereka. Bagi masyarakat yang ditemukan memiliki senjata api tanpa izin maka akan diproses sesuai aturan hukum.
Hendra tidak menampik kemungkinan masih adanya masyarakat yang menyimpan senjata api. Pihaknya terus melakukan penyelidikan di lapangan. Belum lama ini, pihaknya mengamankan sejumlah senjata api rakitan, bahkan beberapa di antaranya disita dari pelaku kejahatan.
Polres Kotawaringin Timur Selektif Serahkan Senjata Api
Ilustrasi (Istimewa)
...Kalau tidak lulus, ya tidak diberikan senjata,"
