"Jika dilihat dari sisi partisipasi pemilih, KPU kami anggap telah gagal melaksanakan tugasnya, sebab berdasarkan pengamatan kami di lapangan partisipasi pemilih Pilkada Kalteng susulan 27 Januari lalu hanya berkisar antara 40-45 persen dari jumlah pemilih sebanyak 350.355 jiwa," katanya di Sampit, Sabtu.
Sementara antara 55-60 persen pemilih diantaranya tidak menggunakan hak pilihnya atau menjadi golongan putih (Golput).
Gagalnya KPU Kotawaringin Timur meningkatkan partisipasi pemilih pada Pilkada Kalteng susulan diduga karena akibat kurangnya sosialisasi, sehingga mengakibatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat menjadi rendah.
Menurut Jhon, faktor lain yang menjadi pemicu rendahnya partisipasi pemilih akibat ditundanya Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Kalteng susulan.
Penundaan pelaksanaan Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Kalteng susulan sangat mempengaruhi niat masyarakat untuk datang ke TPS.
"Informasi yang kita dapat, sebagian besar masyarakat malas datang ke TPS karena pelaksanaan Pilkada-nya sempat ditunda," katanya.
Rendahnya partisipasi pemilih pada Pilkada Kalteng susulan tersebut sangat merugikan pasangan calon.
Sementara itu, sebelumnya Ketua KPU RI Husni Kamil Manik saat melakukan kunjungan di Kotawaringin Timur pada Selasa (26/1) atau sehari sebelum pelaksanaan Pilkada Kalteng susulan, menargetkan partisipasi pemilih di daerah itu berkisar antara 60-70 persen dari jumlah pemilih.
"Kita berharap Pilkada Kalteng susulan bisa sukses seperti Pilkada serentak bupati/wakil bupati Kotawaringin Timur yang telah digelar sebelumnya," katanya.
