Profil - Tukang Tambal Ban Yang Kini Jadi Bupati

id barito utara, bupati barut, barut, nadalsyah,k tukang tambal ban jadi bupati

Profil -  Tukang Tambal Ban Yang Kini Jadi Bupati

Bupati Barito Utara Nadalsyah bersama keluarga. (ANTARA/HO-Humas dan Protokol Pemkab Barito Utara)

Tujuan saya hanya berpikiran untuk amal jariyah saya di akhir masa jabatan nantinya
Muara Teweh (ANTARA) - Seperti biasa setiap hari selesai pulang sekolah di SMPN 1 Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, anak beranjak remaja ini biasa ikut bekerja menambal ban di bengkel milik almarhum pamannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena dirinya berasal dari keluarga kurang mampu.

"Itu lah kegiatan saya sehari-hari ketika masih menjadi pelajar di SMPN 1 Muara Teweh sekitar tahun 80-an lalu," kata Bupati Barito Utara H Nadalsyah menceritakan saat-saat memasuki awal remajanya di masa lalu itu di Muara Teweh.

Nadalsyah yang lebih akrab dipanggil Koyem ini lahir di Desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah pada 12 Maret 1965 dari pasangan H Anton Idris dan Hj Siti Rukayah dan anak kedua dari enam bersaudara itu menamatkan Sekolah Dasar nya di desa yang terletak di pinggiran Sungai Barito tersebut.

Saat menamatkan SD di tempat kelahirannya Koyem kecil mengadu nasib ke Muara Teweh ibu kota Kabupaten Barito Utara dengan menumpang di rumah keluarganya dan sambil bekerja di bengkel sepeda motor "Mini Motor" milik pamannya yang dulunya terletak di Jalan Panglima Batur atau di kawasan bantaran Sungai Barito dekat Langgar Nurul Iman Muara Teweh sekarang sekitar water front city.

Hasil bekerja bengkel itu sebagian disisihkannya untuk ditabung, dan bisa sedikit mentraktir teman-teman sekolahnya di SMPN 1 Muara Teweh.

Pekerjaan mem-"bengkel" ini sebenarnya sudah dilakukannya sejak di kelas IV SD, ketika membantu ayahnya yang juga punya usaha bengkel mesin perahu bermotor (kelotok) di Desa Lemo.

"Ketika itu saya sudah bisa membantu ayah dan seusia masih kanak-kanak itu mampu membuat fak-fakan (facking mesin) dan menyekor klip mesin kelotok. Maklum saat itu kehidupan kami pas-pasan," katanya.

Kemudian setelah lulus SMP, dia melanjutkan sekolah di SMAN 1 Muara Teweh, namun hanya sampai kelas 2 saja dan putus sekolah karena ingin bekerja membantu kedua orang tuanya.

"Terus terang ijazah SMA saya peroleh melalui ikut ujian persamaan atau Paket C," ujar ayah dari Leny Dewita Putri mahasisiwi semester VI Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti dan Ahmad Gunadi siswa Kelas III SMA Al-Azhar Jakarta ini. Setelah tidak sekolah lagi, Koyem bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) yaitu sebagai karyawan kapal penarik rakit kayu bulat yang mengangkut kayu melalui Sungai Barito ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Setelah beberapa tahun bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) dan mendapat kepercayaan dari sebuah perusahaan yang bergerak di sektor perkayuan, dia menerima kontrak untuk menarik rakit kayu di anak Sungai Barito.

Dalam perjalanan bekerja itu dia berpikir untuk membuat suatu perusahaan yang diberi nama "Mitra Barito" yang artinya Mitra yakni teman atau kebersamaan dan Barito adalah saya orang Barito Utara sehingga tujuannya saya ingin berteman dengan siapa saja yang datang ke Barito Utara.

"Saya niatkan kalau perusahaan ini sukses, saya akan berbagi kebahagiaan dengan masyarakat .Alhamdulillah mimpi saya menjadi kenyataan dan perusahaan itu hingga sekarang sudah mempunyai aset yang cukup yaitu ada kantor di Jakarta, Banjarmasin dan Muara Teweh serta sudah mempunyai ratusan unit alat berat dan kapal," jelas suami dari Hj Sri Hidayati itu.

Untuk memenuhi janjinya berbagi kebahagiaan yaitu dengan menggelar kegiatan gratis baik musik dengan mendatangkan artis maupun olahraga seperti dunia otomotif serta menyumbang ke rumah-rumah ibadah serta kegiatan sosial lainnya.

Di dunia otomotif, Nadalsyah pernah menjadi Ketua Korwil Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kabupaten Barito Utara. Ia "menggilai" dunia otomotif dengan membentuk klub motor Mitra Barito Group Racing Kalimantan Tengah. Bahkan putranya Ahmad Gunadi (Agi Borneo) merupakan pembalap Go Kart nasional yang tergabung dalam klub motor itu.

Agi Borneo pernah mewakili Indonesia pada kelas junior Go Kart di kejuaraan dunia final RMC di New Orleans, Amerika Serikat tahun 2013.

Di akhir tahun 2015, Agi pindah dari kelas junior ke senior dan pada debut pertamanya di kelas senior max Go Kart berhasil meraih juara pertama pada event Fun Day Race di Sentul Internasional Sirkuit, Bogor pada 12 Desember 2015.

Terjun Ke Politik

Setelah sukses menggeluti dunia bisnis yang dikembangkannya di sektor pertambangan, kehutanan dan perkebunan, Nadalsyah mulai melirik ke dunia politik pada tahun 2013 mencalonkan diri sebagai Bupati Barito Utara berpasangan dengan Ompie Herby sebagai Wakil Bupati.

Usahanya tidak sia-sia dengan memenangkan pemilihan kepala daerah Bupati dan Wakil Bupati Barito Utara pada 5 Juni 2013 lalu itu diikuti tujuh pasangan, dan pasangan Nadalsyah - Ompie ketika itu meraih 27.232 suara atau 38,5 persen.

Kemudian pada 23 September 2013, pasangan tersebut resmi dilantik oleh Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang atas nama Menteri Dalam Negeri sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Barito Utara periode 2013-2018.

Menurut Nadalsyah di dalam terjun ke dunia politik sebelum kita berbuat sesuatu, pasti kita punya mimpi-mimpi atau cita-cita, mimpi dirinya kalau terpilih nanti saya akan memperbaiki jalan-jalan yang rusak di Barito Utara, pengobatan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu, sekolah gratis, membuat lapangan kerja dan lainnya.

Pada waktu pencalonan mimpi ini kita tuangkan dalam visi dan misi dan bagaimana caranya mimpi yang tertuang dalam visi dan misi itu menjadi kenyataan, tentunya harus ada action atau tindakan.

Visi itu untuk terwujudnya percepatan pembangunan diberbagai bidang serta peningkatan ekonomi masyarakat secara berkeadilan menuju Kabupaten Barito Utara yang lestari dan sejahtera.

Sedangkan untuk misi kami, yaitu berdasarkan budaya kearifan lokal, toleransi kultural, kerukunan antara umat beragama, suku, ras maupun golongan. Memfokuskan pada percepatan pembangunan ekonomi kerakyatan, serta mengembangkan Badan Usaha Milik Daerah yang berbasis keunggulan lokal, mendorong laju investasi, pembangunan infrastruktur yang memadai, serta pembangunan dengan memperhatikan keserasian ruang.

Disamping itu meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan, kesehatan, perizinan dan penyiapan lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan, kemudian mengembangkan manajemen pengolahan potensi sumber daya alam (pertambangan, kehutanan, perkebunan dan pertanian) serta potensi lainnya ke arah yang lebih baik secara terintegrasi dan lestari demi kepentingan kemakmuran rakyat sesuai skala prioritas berbasis ilmu pengetahuan sesuai tuntutan kebutuhan lokal dan nasional.

Serta meningkatkan sistem penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dan pelaksanaan reformasi birokrasi yang menempatkan SDM aparatur yang tepat pada tempat yang benar.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut yang merupakan janji-janji saat kampanye, setelah kami dilantik merupakan beban yang sangat berat di mana kami menghadapi kendala keterbatasan anggaran APBD yaitu masih di bawah satu triliun rupiah, sementara kebutuhan biaya sangat besar.

"Kami melakukan inovasi-inovasi atau terobosan untuk mengatasi hal itu dengan kiat-kiat yang ditempuh diantaranya menggalang dana APBD dan APBN," katanya.

Membangun Barito Utara

Selama kepemimpinan Bupati Barito Utara, Nadalsyah yang sudah memasuki tahun ketiga ini banyak hasil pembangunan yang telah dicapai, seperti di sektor pekerjaan umum, pertanian, peternakan dan perikanan, kehutanan dan perkebunan, pendidikan, kesehatan, pertambangan dan energi, selain itu PDAM serta sektor kependudukan dan pencatatan sipil.

Di sisi lain, sumber dana yang terbatas untuk memenuhi semua tuntutan pembangunan dari masyarakat yang tak terbatas, sehingga harus memaksa pemerintah Kabupaten Barito Utara harus pandai-pandai membaca situasi sehingga kondisi skala prioritas yang harus dikerjakan terlebih dahulu.

"Di samping tetap memperhatikan aspek-aspek efisien dan efektivitas serta selalu memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata bupati.

Dalam perjalanan membangun salah satu kabupaten pedalaman Sungai Barito ini, kondisi Kabupaten Barito Utara sudah semakin baik dengan membuat program proyek kontrak tahun jamak (multiyears) pada enam ruas jalan strategis yang menghubungkan kota Muara Teweh menuju desa dan kecamatan pedalaman yaitu ruas Jalan Negara Kilometer 34 - Simpang Benangin Kecamatan Teweh Timur.

Kemudian peningkatan Jalan Desa Kandui - Tongka, Jalan Tongka - Batu Raya serta Jalan Kandui - Ketapang masing-masing di Kecamatan Gunung Timang, kemudian dilanjutkan ke Jalan Ketapang - Kelurahan Montallat Kecamatan Montallat, selain itu Jalan Negara Sei Rahayu atau kilometer 52 sampai Desa Datai Nirui atau kilometer 55.

Di samping membangun infrastruktur yang megah seperti Jembatan Jingah yang melintasi Sungai Barito menghubungkan kota Muara Teweh ke Kelurahan Jingah Kecamatan Teweh Baru, Islamic Center di Kelurahan Jingah, puluhan sarana air bersih, pelayanan masyarakat dan rumah ibadah juga dibangun serta water front city.

Namun untuk membangun semua itu anggaran APBD Kabupaten Barito Utara tidak lah cukup, sehingga bupati menggalang dukungan dana dari APBN sehingga pemerintah pusat memberikan perhatian untuk Kabupaten Barito Utara.

Bupati Nadalsyah yang sering `blusukan` ke lapangan itu juga mengajak satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk memberikan pelayanan yang cepat dan mudah kepada masyarakat, sehingga setiap kepala SKPD membuat nota kesepahaman (MoU) terkait itu.

Di bawah kepemimpinan dia, pemerintah daerah mencanangkan Gerakan Batara Bersih, hasilnya kota Muara Teweh kembali meraih sertifikat adipura, sedangkan untuk kesehatan sebanyak 34.209 jiwa warga miskin tersebar di sembilan kecamatan menjadi peserta BPJS kesehatan serta bidang pendidikan Nadalsyah dan Ompie Herby menggratiskan pendidikan SD, SLTP dan SLTA.

Sejak kedua pasangan itu menjabat Bupati dan Wakil Bupati Barito Utara pekerjaan rumah yang berat yaitu bersama jajaran SKPD adalah opini pemerintah Kabupaten Barito Utara dari Badan Pemeriksaan Keuangan RI adalah disclaimer atau belum begitu baik.

Hasil kerasnya dilihat dari LHP BPK RI perwakilan Kalimantan Tengah, rekomendasi BPK segera ditindaklanjuti, pemkab Barito Utara mencapai wajar Dengan Pengecualian (WDP) naik satu tingkat dari disclaimer.

"Ya hasil kerja keras itu tahun 2014 kita meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan pemerintah daerah dari hasil audit BPK yang sebelumnya tahun 2013 meraih opini WDP," ujar Nadalsyah.

Keberhasilan lainnya meningkatkan status Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan tahun 2016 dibangun RSUD lima lantai dengan dana sebesar Rp65 miliar menggunakan kontrak multiyears.

Pemerintah daerah tahun ini juga berhasil meningkatkan APBD kabupaten dengan pendapatan mencapai Rp1,129 triliun dan belanja Rp1,197 triliun.

Nadalsyah juga membuat gebrakan dengan menambah kapasitas PDAM Muara Teweh yang sebelumnya hanya 80 liter per detik kemudian ditambah 50 liter/detik sehingga menjadi 130 liter/detik.

Dalam menjalankan amanah jabatan kepala daerah ini. Nadalsyah mengatakan dia tidak pernah berpikiran untuk memperkaya diri sendiri, tapi niatnya bagaimana bisa mensejahterakan masyarakat Kabupaten Barito Utara.

"Tujuan saya hanya berpikiran untuk amal jariyah saya di akhir masa jabatan nantinya," kata Nadalsyah.

Ketika disinggung dalam menghadapi pemilihan kepala daerah pada tahun 2018 nanti apakah maju kembali? Nadalsyah mengaku masih belum memikirkan masalah itu karena dia menilai waktunya masih jauh atau lama lagi.

"Saya masih fokus menyelesaikan program pembangunan lima tahun yang kini masih berjalan," ujar Bupati Nadalsyah.