Kotawaringin Timur Wacanakan Pembangunan Museum Ikan Jelawat

id bupati kotim, supian hadi, pemkab kotim, Pembangunan Museum Ikan Jelawat, ikon ikan jelawat

Kotawaringin Timur Wacanakan Pembangunan Museum Ikan Jelawat

Ilustrasi, Jajaran Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kementerian Agama setempat saat meninjau persiapan menyambut gerhana matahari total pada 9 Maret lalu. Rangkaian acara akan dipusatkan di ikon Kota Sampit Patung Jelawat. (FOTO ANTARA Kal

Sampit (Antara Kalteng) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, H Supian Hadi, melemparkan wacana pendirian bangunan berbentuk ikan jelawat yang akan difungsikan sebagai museum, serta dilengkapi menara menjulang tinggi.

"Nanti bangunannya besar berbentuk ikan jelawat, di dalamnya ada semacam museum dengan tinggi antara 20 sampai 27 meter, dilengkapi menara di atasnya. Jadi dari menara itu nanti kelihatan pemandangan Kota Sampit dari atas," kata Supian Hadi saat membuka Rapat Koordinasi Humas dan Protokol se-Kalimantan Tengah di Sampit, Kamis.

Supian Hadi memang dikenal dengan ide-ide kreatifnya meski terkadang ditentang sebagian kalangan. Seperti saat dia mewacanakan membangun ikon kota yakni Patung Jelawat di pinggir Sungai Mentaya, awalnya ditentang banyak pihak, namun faktanya kini tempat itu menjadi salah satu objek wisata favorit masyarakat.

Kali ini bupati termuda di Kalimantan Tengah ini kembali melempar wacana membangun museum menara jelawat. Namun Supian belum menjelaskan lebih lanjut wacana pembangunan bangunan berbentuk ikan jelawat raksasa itu.

Ikan jelawat dipilih menjadi bentuk bangunan karena ikan khas Kalimantan ini sudah menjadi ikon daerah ini sejak 1972 dan kembali dipopulerkan Supian Hadi sejak kepemimpinan periode pertama.

"Lokasinya saya rahasiakan dulu. Nanti kita juga memperjuangkan pembangunan Jembatan Mentaya dengan dana diperkirakan mencapai Rp1 triliun. Ini untuk meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat dan mendukung keinginan menjadikan Sampit sebagai kota tujuan wisata," jelas Supian.

Untuk mendukung program Sampit sebagai kota wisata, penataan besar-besaran juga dilaksanakan secara bertahap di Pantai Ujung Pandaran. Penataan objek wisata andalan daerah itu diperkirakan akan menghabiskan dana hingga Rp 54 miliar.

Supian yakin sektor pariwisata bisa dikembangkan dan diandalkan menjadi sektor baru penopang perekonomian masyarakat dan daerah. Sektor ini harus digarap maksimal sehingga bisa menjadi sektor baru ketika sektor perkebunan, pertambangan dan sumber daya alam lainnya mulai lesu. Bahkan saat ini geliat ekonomi kecil imbas sektor kepariwisataan pun mulai terasa.