Legislator: Masyarakat Lakukan PETI Akibat Pertanian Tak Cukup

id dprd kalteng, ergan tunjung, PETI

Legislator: Masyarakat Lakukan PETI Akibat Pertanian Tak Cukup

Anggota DPRD Provinsi Kalteng, Ergan Tunjung pasa saat pelaksanaan Reses Perseorangan guna mendengar secara lansung keluhan-keluhan masyarakat di daerah pemilihan, diantaranya Kecamatan Gunung Mas. (Foto Antara Kalteng/Yossy Trisna)

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Legislator Provinsi Kalimantan Tengah, mengungkapkan banyaknya petani-petani yang semula mata pencahariannya dengan cara menyadap karet, berkebun dan menanam padi, kini beralih menjadi penambang emas tanpa izin (PETI).
     
Banyaknya masyarakat beralih pekerjaan tersebut karena hasil dari sektor perkebunan dan pertanian dirasakan tidak mampu untuk mencukupi biaya hidup keluarga yang semakin hari semakin meningkat, kata Anggota Komisi B DPRD Kalteng, Ergan Tunjung di Palangka Raya, Rabu.
     
"Pilihan masyarakat untuk melakukan pekerjaan sebagai penambang emas merupakan jalan alternatif, karena dengan kondisi harga karet seperti saat ini, walau pun naik tetapi tidak seberapa. Itu juga tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan bulanan keluarga mulai dari sembako dan biaya pendidikan anak-anak mereka," kata Ergan.
     
Menurut dia, masyarakat ini mengabaikan bahwa melakukan PETI adalah salah karena akan berurusan dengan aparat hukum dan dalam jangka panjang menimbulkan kerusakan lingkungan, diantaranya air sungai yang kemudian hari tidak layak lagi dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
     
"Kenyataan melanggar aturan itu seolah-olah tidak dihiraukan masyarakat, walau pun dampaknya tetap yang merasakannya adalah masyarakat juga," kata dia.
      
Lebih Lanjut dia menjelaskan, aparat hukum yang melakukan tugasnya dalam menangkap pelanggar hukum terkadang diliputi rasa bimbang, karena pihaknya mengetahui betul permasalahan yang terjadi pada masyarakat daerah itu.
      
Ia pun meminta, agar permasalahan itu menjadi perhatian bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/kota ke depan untuk mencari jalan keluar sehingga mata pencaharian masyarakat kembali pada pekerjaan semula yaitu disektor perkebunan dan pertaniaan.
    
"Kita akan koordinasikan itu dengan pemprov agar pabrik karet yang ada bisa dioperasikan sehingga harga karet yang melonjak naik bisa ikut dirasakan oleh masyarakat secara nyata dan benar. Mata pencaharian alternatif atau peti tadi juga ditingkatkan," kata dia.