Jurnalis Kalimantan Dituntut Paham Cara Membaca Data

id Jurnalis Kalimantan, jurnalis, membaca data, wwf indonesia, kalbar, wwf

Jurnalis Kalimantan Dituntut Paham Cara Membaca Data

Sejumlah wartawan se -Kalimantan berpose saat mengikuti workshop lingkungan hidup dan keberagaman hayati yang diselenggarakan AJI Pontianak bekerjasama dengan WWF Kalimantan Barat, di Pontianak beberapa waktu lalu.

Palangka Raya (Antara Kalteng) - Jurnalis media cetak maupun elektronik di Pulau Kalimantan pada masa sekarang ini dituntut bisa memahami dalam membaca data, khususnya berkaitan dengan lingkungan dan keragaman hayati agar berita yang disajikan semakin kaya dan mendidik masyarakat pembaca.

Seiring berjalannya waktu berita-berita berkaitan dengan lingkungan maupun keragaman hayati semakin diminati masyarakat sehingga berbagai data yang sering diberikan kepada jurnalis harus bisa dipahami, kata Program Manager WWF Indonesia provinsi Kalimantan Barat Albertus Tjiu, di Palangka Raya, Rabu.

"Ini yang mendasari WWF bersama Aliansi Jurnalis Indonesia Pontianak mengadakan workshop open data lingkungan dan keragaman hayati. Kita mengundang seluruh jurnalis yang ada di Kalimantan mengikuti kegiatan ini, karena isu lingkungan sering menjadi bahan pemberitaan," tambah dia.

Workshop open data lingkungan dan keragaman hayati telah dilaksanakan, Sabtu (30/4) hingga Minggu (1/5). Kegiatan ini diikuti 26 jurnalis yang terdiri dari 15 jurnalis Kalimantan Barat, tiga jurnalis Kalimantan Tengah, tiga jurnalis Kalimantan Utara, dan lima jurnalis Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan tidak ada yang mewakili karena tidak ada area kerja WWF.

Albertus mengatakan dengan mengikuti workshop open data lingkungan, para jurnalis diharapkan dapat menyajikan berita melalui infografis berupa Tablue maupun Piktochart, sehingga lebih menarik minat masyarakat untuk membacanya.

"Peningkatan kapasitas di bidang desain grafis ini dapat dijadikan peluang karir baru bagi para jurnalis ketika sudah jenuh dan lelah dengan tugas lapangan yang terlalu banyak menguras tenaga. Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini," kata Perwakilan WWF Kalbar ini.

Sementara itu Redaktur Pelaksana Tempo Wahyu Dhyatmika mengatakan dalam jurnalisme data terbuka sangat penting untuk mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan, yaitu mendapatkan data spasial melalui internet, menganalisis data spasial (cleaning data, penggunaan software readable), dan cara publikasi data spasial (infografik, web spasial portal).

"Terpenting mengendus berita dari data yang didapatkan. Tablue dan piktochart hanya aplikasi yang digunakan memperindah penampilan dan memudahkan pembaca memahami informasi yang disajikan. Jangan terpaku di depan komputer. Harus tetap terjun ke lapangan untuk mengkonfirmasi dan memeriksa kebenaran data yang diperoleh," demikian Wahyu.