DPRD: Konten Pornografi Picu Tindak Asusila Anak

id DPRD Kota, DPRD Palangka Raya, Palangkaraya, DPRD, Rusliansyah, Konten Pornografi, Picu Tindak Asusila Anak, Tindak Asusila, Rusliansyah

DPRD: Konten Pornografi Picu Tindak Asusila Anak

Ketua Komisi C DPRD Kota Palangka Raya, Rusliansyah (FOTO ANTARA Kalteng/Ronny NT)

.....Hp yang bagus cenderung menyediakan video dan konten yang bermacam-macam, termasuk pornografi. Bagi laki-laki itu yang rentan,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palangka Raya, Rusliansyah mengatakan bahwa konten pornografi bisa memicu tindakan asusila maupun kekerasan seksual yang dilakukan anak atau remaja.

"Untuk anak yang belum dewasa, jangan diberikan telpon genggam (hp) yang bagus. Hp yang bagus cenderung menyediakan video dan konten yang bermacam-macam, termasuk pornografi. Bagi laki-laki itu yang rentan," katanya di Palangka Raya, Kamis.

Politisi partai Golkar itu mengatakan, jika anak-anak sudah kecanduan menonton konten porno, maka akan menganggap hal yang semula tabu menjadi biasa.

"Video berbau pornografi itu yang membuat inspirasi dan anak berpotensi besar untuk ikut meniru. Akibatnya, seolah ada mangsa, pelaku langsung diterkam," katanya.

Untuk itu, pria yang digadang-gadang akan mencalonkan diri dalam bursa pemilihan wali kota "Kota Cantik" Palangka Raya 2018 itu meminta lingkungan keluarga terutama orang tua mendampingi dan mengawasi anak-anaknya saat menajak dewasa.

Ia pun berharap, orang tua juga lebih dekat dengan anak-anaknya dan terus mendampingi mereka. Orang tua diharapkan mempunyai keterampilan pengasuhan, sehingga bisa terus mendampingi anak-anak mereka.

"Orang tua harus memaksimalkan perannya dalam memberikan pendidikan informal termasuk pendidikan seksual sejak dini kepada anak-anaknya. Selain itu juga menjadi kewajiban orang tua menekankan pendidikan agama pada anak," katanya.

Ini penting dilakukan seiring semakin meingkatnya kasus kekerasan seksual yang dilakukan anak di bawah umur. Rusli meminta pemerintah melalui dinas dan lembaga pendidikan agar tak menganggap tabu pemberian pendidikan seksual pada anak.

"Saat ini kasus seperti itu semakin memprihatikan. Untuk itu, selain pendidikan moral, pendidikan seksual bagi anak juga menjadi kebutuhan," katanya.