Cuaca Sampit Diprediksi Normal Selama Ramadhan

id Cuaca Sampit Diprediksi Normal, cuaca sampit, kalteng, jelang ramadhan, Yulida Warni

Cuaca Sampit Diprediksi Normal Selama Ramadhan

Kepala BMKG Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Yulida Warni saat mengamati prakiraan cuaca di wilayah itu Jumat (4/3). (FOTO ANTARA Kalteng/Untung Setiawan)

Menghadapi Ramadhan cuaca masih normal. Hujan diprediksi masih terjadi sampai Juni atau awal Juli nanti. Jadi meski nanti panas, tapi tetap masih ada hujannya,"
Sampit (Antara Kalteng) - Cuaca di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, selama Ramadhan nanti diprediksi normal sehingga diharapkan cukup nyaman bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa.

"Menghadapi Ramadhan cuaca masih normal. Hujan diprediksi masih terjadi sampai Juni atau awal Juli nanti. Jadi meski nanti panas, tapi tetap masih ada hujannya," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni di Sampit, Jumat.

Saat ini cuaca di Sampit terkadang berubah dalam waktu singkat. Saat panas, cuaca terasa gerah, namun pada sore atau malam hari terkadang hujan mengguyur cukup deras, bahkan hingga menggenangi pekarangan rumah warga.

Yulida berharap cuaca selama Ramadhan nanti sesuai prediksi, yakni tidak terlalu panas. Dengan begitu, umat Islam bisa menjalankan ibadah puasa dengan nyaman. Namun masyarakat tetap diingatkan untuk mewaspadai setiap perubahan cuaca.

Saat curah hujan meningkat, masyarakat diminta mewaspadai munculnya banjir. Namun saat curah hujan berkurang, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan yang umumnya disebabkan ulah manusia.

"Masyarakat harus ikut peduli dengan bahaya kebakaran lahan dan kabut asap. Jangan lagi membuka lahan dengan cara dibakar karena dampaknya sangat luas dan bisa merugikan orang banyak. Pemerintah daerah harus terus mensosialisasikan ini kepada masyarakat kita di seluruh wilayah," ucap Yulida.

Saat kemarau tahun 2015 lalu, kebakaran lahan, kabut asap dan kekeringan cukup parah melanda Kotawaringin Timur sehingga menimbulkan dampak yang sangat luar biasa mengganggu masyarakat. Kejadian ini harus menjadi pelajaran berharga untuk dicegah agar tidak terulang kembali.