Kotawaringin Timur Diberi Jatah 40 Taruna STTD

id pemkab kotim, Sekolah Tinggi Transportasi Darat, STTD Kotim, Zulmafendi

Kotawaringin Timur Diberi Jatah 40 Taruna STTD

Ketua Sekolah Tinggi Transportasi Darat, Zulmafendi dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur, HM Taufiq Mukri menandatangani nota kerjasama, Senin (30/5/2016). Sebanyak 40 pelajar dari daerah ini akan diprioritaskan kuliah di kampus tersebut. (FOTO ANTARA

Sampit (Antara Kalteng) - Sekolah Tinggi Transportasi Darat memberi jatah sebanyak 40 calon taruna dan taruni dari Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng untuk masuk ke perguruan tinggi dengan sistem ikatan dinas.

"Melihat tingginya antusias pemerintah daerah dan masyarakat di sini, kami mengalokasikan 40 kursi untuk Kotawaringin Timur (Kotim). Kami berharap jatah ini bisa diisi dalam kurun waktu hingga lima tahun ke depan karena jarang ada daerah mendapat kesempatan seperti ini," kata Ketua Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Zulmafendi di Sampit, Senin.

Zulmafendi dan timnya datang ke Sampit untuk menandatangani nota kesepahaman dengan Pemerintah Kotim, sekaligus sosialisasi pola pembibitan taruna dan taruni. Perjanjian kerja sama ditandatangani Wakil Bupati, HM Taufiq Mukri. Kotim merupakan daerah ke-67 yang menjalin kerja sama serupa.

Kerja sama ini menjadikan Kotim mendapat prioritas untuk mengirimkan putra dan putri terbaiknya menjadi taruna dan taruni di kampus tersebut. Agar lulus seleksi, pihak STTD akan membantu pemerintah daerah melakukan pembinaan sejak awal sehingga pendaftar dari daerah ini memenuhi kriteria.

Ada lima program studi yang dibuka di kampus ini, yakni Diploma IV Transportasi Darat, Diploma III Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Diploma III Perkeretaapian, Diploma III Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Diploma III Penguji Kendaraan Bermotor. Setiap tahun, STTD hanya menerima sekitar 150 taruna baru.

Biaya pendidikan seorang taruna selama mengikuti pendidikan di perguruan tinggi ini mencapai Rp400 juta. Dari jumlah tersebut, dalam kerja sama ini pemerintah daerah hanya diminta membantu kontribusi sekitar 15 persen, sedangkan 85 persen ditanggung pemerintah pusat. Taruna utusan daerah, nantinya akan dikembalikan untuk bertugas di daerah dengan dialokasikan formasi dalam perekrutan Aparatur Sipil Negara atas usulan daerah.

Prospeknya dinilai sangat bagus karena keahlilan para lulusan STTD, apalagi pemerintah akan membangun kereta api di Kalimantan. Keahlian mereka juga sangat dibutuhkan di satuan kerja perangkat daerah seperti di Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan lainnya.

"Penerimaan melalui jalur umum dan pembibitan. Jalur pembibitan ini yang melalui kerjasama, seperti yang dilakukan Kotawaringin Timur ini. Siapkan calon sebanyak-banyaknya, supaya semua jatah itu bisa terpenuhi. Ini untuk mengantisipasi kalau ada yang gugur saat tes. Kumpulkan sekolah-sekolah, nanti kami siap datang sosialisasi," kata Zulmafendi.

Saat ini di Kalimantan Tengah hanya Kabupaten Kotim yang menjalin kerja sama ini. Sebelumnya pemerintah provinsi pernah menjalin kerjasama serupa namun kini telah berakhir.

Wakil Bupati HM Taufiq Mukri mengaku bersyukur daerahnya mendapat kesempatan menjalin kerja sama ini. Bahkan pemerintah daerah yang awalnya hanya berharap mendapat jatah maksimal 30 kursi, ternyata diberi tambahan menjadi 40 kursi.

"Ini kesempatan berharga bagi putra dan putri kita untuk mengabdi karena tidak semua daerah bisa mendapatkan kesempatan ini. Apalagi saat ini moratorium perekrutan aparatur sipil negara (ASN), tapi melalui jalur ini kita masih bisa mendapatkan tenaga pegawai karena sistem ikatan dinas," kata Taufiq diiyakan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, H Fadlian Noor.

Terkait kontribusi biaya, Taufiq memastikan pemerintah daerah akan mengupayakannya. Dia juga mengaku senang karena Sekolah Tinggi Transportasi Darat bersedia membantu pembinaan sejak awal supaya akan banyak pelajar di daerah ini yang mampu masuk ke sekolah tinggi tersebut.

Selama ini, pelajar Kotim yang berminat masuk ke sekolah tinggi ini, harus berebut jatah kursi provinsi dengan kabupaten lain di Kalimantan Tengah. Dengan kerja sama ini, kesempatan pelajar Kotim semakin terbuka.