Bupati Kotim Pastikan Tertibkan Pasar Dadakan Sampit

id kotawaringin timur, pasar dadakan sampit, bupati kotim

Bupati Kotim Pastikan Tertibkan Pasar Dadakan Sampit

Pedagang di Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit menyampaikan keluhan kepada Bupati Kotawaringin Timur H Supian Hadi terkait menurunnya omzet mereka imbas maraknya pasar dadakan. (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (Antara Kalteng) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalteng, H Supian Hadi memastikan akan menertibkan pasar dadakan yang makin menjamur di Kota Sampit karena dikeluhkan pedagang di pasar-pasar resmi yang dikelola pemerintah.

"Pasar dadakan saya pastikan akan ditutup. Tapi karena waktu mepet, kemungkinan akan dilaksanakan setelah Lebaran," kata Supian Hadi di Sampit, Sabtu.

Penegasan itu disampaikannya di hadapan pengurus pedagang di Pusat Perbelanjaan Mentaya yang mengeluhkan maraknya pasar dadakan. Keberadaan pasar yang bermunculan di lokasi-lokasi strategis permukiman warga setiap malam secara bergantian itu dinilai berdampak pada menurunnya omzet pedagang di pasar-pasar resmi yang dikelola pemerintah.

Supian mengakui, kehadiran pasar dadakan yang umumnya buka pada sore hingga malam hari itu awalnya dirasa cukup membantu karena masyarakat tidak perlu lagi repot ke pasar resmi karena pasar dadakan muncul di sekitar permukiman warga.

Namun belakangan dampaknya dirasakan oleh ratusan bahkan ribuan pedagang di pasar seperti Pusat Perbelanjaan Mentaya, Pasar Keramat, Pasar Mangkikit, Pasar Sejumput dan lainnya.

Secara diam-diam, Supian mengaku sudah menelusuri pedagang di pasar-pasar dadakan yang umumnya merupakan pedagang dari luar daerah. Selama ini para pedagang itu berjualan di kawasan perkebunan kelapa sawit.

Supian mengaku tidak pernah mengizinkan pasar dadakan. Dia juga memerintahkan camat, lurah, RW dan RT untuk tidak mengizinkan pasar dadakan.

"Saya tegaskan, saya tidak mengizinkan pasar dadakan khusus di dalam kota Sampit. Kalau di kecamatan luar kota, silakan saja. Kalau di Sampit tidak boleh. Ini aspirasi ribuan pedagang di pasar resmi," tegas Supian.

Dia menyadari ini kebijakan yang tidak populis dan kemungkinan akan menuai protes dan tanggapan keras. Namun dia mengaku siap menghadapi konsekuensi kebijakannya itu, apalagi ini demi ribuan pedagang di pasar-pasar resmi.

Pemerintah daerah ingin melindungi pedagang-pedagang yang selama ini bersedia dibina berjualan di pasar resmi sehingga berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Sudah sewajarnya para pedagang mendapat dukungan dari pemerintah.

Ketua Persatuan Pedagang Pusat Perbelanjaan Mentaya Sampit, H Dainuri, mengatakan, makin maraknya pasar dadakan diyakini menjadi penyebab menurunnya omzet pedagang-pedagang di pasar pemerintah. Karena itulah mereka mendesak pemerintah menertibkan pasar dadakan.

"Omzet kami tahun ini rata-rata turun setelah ada pasar dadakan. Kami dukung penghapusan pasar dadakan supaya pasar resmi kembali ramai. Kami siap demo kalau mereka protes. Kami bayar pajak dan sewa toko, sementara mereka tidak," tegasnya.

Dia menyadari rezeki sudah ada garis masing-masing, namun keberadaan pasar dadakan secara jelas berdampak pada merosotnya omzet pedagang di pasar-pasar pemerintah. Jika kondisi ini dibiarkan berlarut, dia khawatir pasar pemerintah akan mati suri karena sepi pembeli dan banyak pedagang gulung tikar.