Hari Lebaran Muara Teweh dan Buntok Diguncang Gempa

id barito utara, gempa di kalimantan, gempa muara teweh, gempa buntok, muarata teweh, buntok

Hari Lebaran Muara Teweh dan Buntok Diguncang Gempa

Lokasi gempa di Muara Teweh - Buntok pada Rabu. (Foto BMKG)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mencatat wilayah Muara Teweh Kabupaten Barito Utara dan Buntok Kabupaten Barito Selatan, Kalimanatan Tengah terjadi gempa bumi pada Rabu sekitar pukul 14.03 WIB dengan kekuatan 4,5 Skala Richter.

"Gempa bumi bertepatan di hari Lebaran 2016 ini kemungkinan gempa lokal yang hanya dirasakan pendudukan setempat. Titik koordinatnya pada 1,43 Lintang Selatan dan 115,14 Bujur Timur," kata Kepala BMKG Muara Teweh, Juli Budi Kisworo di Muara Teweh, Rabu.

Menurut Budi, gempa itu tepatnya di darat pada jarak 50 kilometer arah Timur Laut Kota Buntok, Kabupaten Barito Selatan pada kedalaman hiposenter 10 kilometer.

Berdasarkan analisis peta guncangan (shakemap) BMKG, kata dia, tampak guncangan gempa bumi ini dirasakan di beberapa tempat seperti di Buntok dan Muara Teweh dalam skala intensitas II SIG BMKG (II-III MMI) serta di Sikan Kecamatan Montallat, Tongka Kecamatan Gunung Timang dan Benangin Kecamatan Teweh Timur dalam intensitas II SIG-BMKG (III-IV MMI) atau 52 kilometer Tenggara Kabupaten Barito Utara.

"Dalam laporan BMKG Pusat, daerah ini guncangan gempa bumi dirasakan cukup kuat oleh orang banyak, benda yang tergantung berayun-ayun,dan jendela kaca bergetar. Berapa orang dilaporkan sempat terkejut dan berlarian keluar rumah. Namun demikian hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya kerusakan sebagai dampak gempa bumi," kata Budi.

Budi menjelaskan, jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Dengan memperhatikan peta geologi di zona guncangan, tampak bahwa di daerah ini memang banyak dipengaruhi oleh struktur geologi berupa lipatan dan sesar.

Struktur lipatan berupa antiklin dan sinklin yang ada di daerah ini berarah relatif utara-selatan. Sehingga dengan kedalaman hiposenter gempabumi 10 kilometer, maka dapat disimpulkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Di zona Barito Selatan- Barito Utara memang terdapat sebaran beberapa sesar mikro dan belum diberi nama.

"Terkait peristiwa gempa bumi yang mengguncang Buntok-Muara Teweh dan sekitarnya, hingga laporan ini disusun belum terjadi gempa bumi susulan (aftershocks). Untuk itu masyarakat setempat diimbau agar tetap tenang karena berdasarkan monitoring BMKG sangat kecil kemungkinan akan terjadi gempa bumi susulan," jelas Budi.

Dia mengatakan BMKG Muara Teweh memiliki memiliki alat deteksi gempa bumi dan tsunami atau Tsunami Early Warning System (TEWS). Alat ini berfungsi untuk membantu BMKG dalam memantau gempa dan tsunami yang terjadi di wilayah pulau Kalimantan atau khususnya di sekitar laut Sulawesi.

"Alat ini hanya bersifat sensor yang secara otomatis memberikan informasi kalau terjadi gempa kepada BMKG Pusat," katanya.

Meski pulau Kalimantan secara umum diketahui selama ini dikenal aman dari gempa dan tsunami, namun fakta mencatat sejarah yang merupakan kejadian langka telah terjadi di Kalteng khususnya Muara Teweh.

Kejadian gempa bumi di Kalteng terjadi di Muara Teweh yang terekam pada Pusat Gempa Regional BMKG Wilayah III Denpasar, Bali pernah dialami pada tanggal 5 Juli 1996 lalu sekitar 22.04 WIB atau 23.04 WITA di kawasan PIR Butong Kecamatan Teweh Selatan.

Gempa Tektonik dengan kekuatan 5,5 Skala Richter ini berada di pusat gempa 01,14 Lintang Selatan (LS) dan 114,85 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman 33 kilometer (normal) dan intensitas gempa III MMI (Modified Mercalli Intensity) atau berada di daratan sekitar 30 kilometer arah Selatan Kota Muara Teweh.

Gempa yang disebabkan aktifitas sesar/patahan setempat (lokal) bisa diikuti gempa susulan berlangsung sampai dengan 15 hari berikutnya dan kekuatan maupun frekuensinya makin turun.

Kejadian langka ini dirasakan hampir semua penduduk di Muara Teweh dan sekitarnya, bahkan dilaporkan ada beberapa bangunan yang mengalami retak-retak.

Dalam rekaman BMKG Wilayah III Denpasar itu juga tercatat peristiwa lainnya yang dirasakan masyarakat Muara Teweh terjadi gempa 70 kilometer arah barat kota Balikpapan, Kaltim, yang terjadi pada 3 Juli 1998 sekitar pukul 07.36 WIB.

Pada saat itu kekuatan gempa 5.0 Skala Richter dengan kedalaman 33 kilometer pada 114 LS dan 116,28 BT dan getaran gempa terasa III MMI.

Dari sejarah gempa bumi di Indonesia yang terjadi di Kalimantan selain di Muara Teweh dan wilayah Balikpapan (Laut Sulawesi), tercatat tiga kali berturut-turut peristiwa bencana gempa bumi di Tarakan, Kalimantan Utara dan sekitarnya yakni pada 19 April 1923, 13 April 1924 dan 14 Pebruari 1925 dengan kekuatan mencapai VIII skala MMI.