Komisi A Perkirakan PAD Kalteng Turun 27 Persen

id DPRD Kalteng, Kalimantan Tengah, Kalteng, HM Anderiansyah, PAD Kalteng, APBD

Komisi A Perkirakan PAD Kalteng Turun 27 Persen

Ilustrasi. (Istimewa)

....Dari angka target ini diketahui target PAD Kalteng turun 27,38 persen,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Anggota Komisi A DPRD Kalimantan Tengah HM Anderiansyah memperkirakan pendapatan asli daerah di tahun 2016 mengalami penurunan sekitar 27,38 persen dari yang telah ditargetkan.

Perkiraan ini berdasarkan struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Perubahan Kalteng untuk tahun 2016 yang telah diajukan tim anggaran Pemerintah Provinsi, kata Anderiansyah di Palangka Raya, Senin.

"Target PAD Kalteng menurut APBD murni tahun 2016 sebesar Rp1,698 triliun, namun dari strukturnya jadi Rp1,233 triliun. Dari angka target ini diketahui target PAD Kalteng turun 27,38 persen," katanya.

Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan IV meliputi Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Barito Timur dan Barito Selatan ini menyebut, APBD-P 2016 yang baru saja diterima, daripada sektor pendapatan diperkirakan juga menurun 13, 68 persen.

KUA dan PPAS yang belum dibahas tersebut nantinya dilakukan berbagai langkah strategis menanggulangi penurunan pendapatan sebesar 13,68 persen, dari semula Rp4,235 triliun menjadi Rp3,655 triliun berdasarkan APBD murni.

"Menurunnya sektor pendapatan pada struktur APBD-P 2016 ini, bukan sama sekali karena menurunnya sektor pendapatan tetapi karena dalam APBD murni lalu, sektor pendapatan daerah targetnya terlalu tinggi," katanya.

Meski mengalami penurun, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini tetap mengapresiasi upaya Pemprov Kalteng yang semangatnya ingin membangun provinsi berjuluk "Bumi Pancasila-Bumi Tambun Bungai" ini.

Dia pun berharap bahwa adanya penurunan PAD tersebut, tidak dianggap permasalahan besar dan sangat menakutkan. Sebab, mau tidak mau kondisi keuangan yang ada harus dikembalikan sesuai dengan kemampuan daerah.

"Struktur yang ada semua item anggaran juga mengalami penurunan. Jadi, menurunnya PAD ini, mengharuskan kita melaksanakannya secara akurat. Apabila estimasinya misalkan dianggarkan Rp10 rupiah, jangan sampai realisasinya Rp7 rupiah. Kalau kita menargetkan estimasinya terlalu tinggi tapi kemampuan daerah tidak bisa, jangan terlalu dipaksakan," demikian Anderiansyah.