Pedagang Musiman Mulai Jajakan Bendera Merah Putih

id kotawaringin Barat, pangkalan bun, pedagang bendera, bendera merah putih

Pedagang Musiman Mulai Jajakan Bendera Merah Putih

Pedagang musiman berjualan bendera merah putih dan aksesorisnya di pinggiran Jalan Pangeran Antasari depan eks Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Kotawaringin Barat, Pangkalan Bun. (Foto Alfa)

Pangkalan Bun (Antara Kalteng) - Jelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pedagang bendera musiman asal Pulau Jawa mulai memenuhi pinggiran Jalan Kota Pangkalan Bun.

Sejumlah pedagang ini sudah datang ke Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sejak 2 minggu lalu untuk menjual atribut kebangsaan merayakan HUT Kemerdekaan RI.

Menurut para pedagangan, rezeki hasil penjualan bendera dan pernak-perniknya selalu menguntungkan setiap tahunnya di Pulau Kalimantan, sehingga para penjual atribut perayaan HUT RI tak pernah absen setiap tahunnya hadir. Mereka datang dari Pulau Jawa bersama rombongan yang terdiri dari 10-15 orang untuk di sebar di setiap kabupaten termasuk Kotawaringin Barat.

Suhana, salah satu dari 12 anggota rombongan asal Kota Bandung yang berdagang di pinggiran Jalan Pangeran Antasari depan eks Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Kotawaringin Barat mengakui dirinya berjualan di Pangkalan Bun ini yang kedua kalinya dengan tahun 2015.

"Dulu bos saya yang jualan beliau sudah 8 tahun jualan bendera bolak-balik ke sini juga, sekarang saya yang gantikan. Tahun ini saya sudah 2 kali datang ke Pangkalan Bun lokasinya juga tahun kemarin di sini (depan eks rujab)," kata Suhana, Jumat (29/07).

Suhana menjelaskan, dirinya menjual berbagai macam atribut Kemerdekaan seperti Bendera Merah Putih berbagai ukuran, umbul-umbul, bandir, becron, hingga aksesoris Kemerdekaan untuk kendaraan dengan harga yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 400.000, tergantung dari kualitas dan ukuran bendera yang diinginkan. 

"Yang paling mahal itu bandir biasanya ditaruh di sepanjang bagian atas rumah harganya persepuluh meter kisaran 400 ribuan, mahal memang karena bahannya bagus anti luntur juga," katanya.

Dalam sekali berjualan Suhana mengaku bisa menjual hingga 100 kodi atribut Kemerdekaan dalam waktu kurang lebih  hari saja.

"Tahun kemarin saya dikirimi dagangan 4 karung (100 kodi) dari bandung. Itu saya jualan sampai tanggal 6 Agustus sudah habis semua. Saya dapat bayaran 3 juta dari bos. itu udah bersih semua karena kita kerja sistem gaji. Jadi biaya transportasi dan rumah barak termasuk uang makan dan rokok ditanggung bos semua," kata Suhana.

Pria yang sehari-harinya mengaku bekerja sebagai tukang tambal ban di Kota Bandung ini menambahkan bahwa puncak penjualan bendera biasanya akan ramai sejak tanggal 1 Agustus karena tanggal tersebut masyarakat diwajibkan memasang Bendera Merah Putih di pekarangan rumah atau perkantoran.