Masyarakat Tumbang Nusa Pulpis Tuntut Janji Pemerintah Pusat

id pulang pisau, lahan gambut, pemberdayaan lahan gambut, masyarakat peduli api

Masyarakat Tumbang Nusa Pulpis Tuntut Janji Pemerintah Pusat

Kepala Desa Tumbang Nusa Kecamatan Jabiren Raya, Dio. (Foto Antara Kalteng/Adi Waskito)

bantuan yang diberikan harus memiliki nilai ekonomis yang tinggi agar masyarakat lebih peduli mengelola lahannya
Pulang Pisau (Antara Kalteng) - Masyarakat Desa Tumbang Nusa Kecamatan Jabiren Raya Kabupaten Pulang Pisau menilai Pemerintah Pusat melalaikan janjinya terkait dengan rencana pemberian program-program pemberdayaan masyarakat, khususnya, pemanfaatan lahan gambut pasca kebakaran hebat yang terjadi tahun 2015 hingga menimbulkan bencana kabut asap.

"Salah satu janji yang diingat oleh masyarakat setempat adalah pengembangan kawasan gambut pasca kebakaran, untuk menjadi sebuah kawasan peternakan di daerah tersebut," kata Kepala Desa Tumbang Nusa, Dio, Sabtu.

Dikatakannya, masyarakat setempat telah banyak membuat proposal agar bisa mendapatkan bantuan hewan ternak sapi. Namun, sampai saat ini rencana tersebut masih belum terealisasi. Bahkan, dirinya mengaku merasa ikut menanggung malu karena masih tidak ada tanda-tanda terhadap pengembangan kawasan tersebut. Selain itu perangkat desa selalu ditanya oleh kelompok-kelompok yang telah membuat proposal untuk bantuan hewan ternak itu.

Dia mengungkapkan, untuk memanfaatkan lahan gambut cukup sulit, karena tidak cocok untuk dibuat lahan pertanian dengan kadar keasaman yang cukup tinggi. Ironisnya juga, berbagai bantuan seperti bibit-bibit tanaman yang diberikan kepada masyarakat, tidak memiliki nilai ekonomis yang cukup. Bantuan bibit hanya diberikan begitu saja tanpa adanya proses pendampingan secara berkelanjutan.

"Apabila bibit yang diberikan tidak memiliki nilai ekonomis tinggi, maka masyarakat menjadi enggan untuk mengelola lahannya. Padahal bantuan yang diberikan harus memiliki nilai ekonomis yang tinggi agar masyarakat lebih peduli mengelola lahannya sehingga dampaknya mamapu meminimalisir bahaya kebakaran di lahan gambut," terang Dio       

Pria yang mengelola sebanyak tiga kelompok masyarakat peduli api (MPA) ini mengaku bantuan bibit tanaman seperti blangiran, jelutung dan dan lainnya. Menurut Dio, masyarakat beranggapan bahwa hingga tutup usia, tidak akan bisa menikmati hasil dari bantuan yang diberikan itu karena masyarakat baru bisa menikmati hasilnya hingga puluhan tahun mendatang. Akhirnya, nilai ekonomis sangat mempengaruhi aktivitas masyarakat dalam upaya menggerakan masyarakat mengelola lahan gambut yang selama ini terlantar begitu saja.

Bantuan dalam bidang peternakan, ucap Dio, salah satu solusi yang efektif untuk mengembalikan masyarakat untuk bisa memanfaatkan lahan gambut tersebut. Pengalaman dari masyarakat peternak sapi, tidak ada kendala, termasuk kondisi lingkungan. Bahkan sapi asal peternak Desa Tumbang Nusa memiliki kualitas yang baik dan tidak kalah bersaing dengan daerah lainnya.

Ia berharap bantuan-bantuan yang diberikan pemerintah tidak sekedar seremoni belaka, dan harus melalui proses pembinaan secara berkelanjutan, agar masyarakat terdorong turun untuk memanfaatkan ruang diatas lahan gambut.