Medan Ekstrim, Jadi Hambatan Pendirian Tower Yang Roboh

id Barito Utara, Barut, Pemkab Barut, Muara Teweh, Medan Ekstrim, Jadi Hambatan Pendirian Tower Yang Roboh, tower roboh

Medan Ekstrim, Jadi Hambatan Pendirian Tower Yang Roboh

Pendirian tower darurat di Desa Muara Inu Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara terhambat medan menuju lokasi cukup ekstrim (Ist)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Pendirian tower darurat di Desa Muara Inu Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah untuk menggantikan tower transmisi 150 kilo volt nomor 87 yang roboh akibat hantaman pohon besar yang tumbang terhambat medan menuju lokasi cukup ekstrim.

"Kondisi jalan yang rusak membuat akses jalan menuju lokasi sangat berat, sehingga hal tersebut sedikit menghambat petugas PLN dalam mengirimkan peralatan pendukung untuk mendirikan tower darurat," kata Humas PLN Wilayah Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah, Bayu Aswenda yang berada di Banjarbaru, Kalsel saat dihubungi dari Muara Teweh, Selasa.

Bayu mengatakan, saat ini petugas PLN harus menggunakan tambang (tali) untuk mengirim peralatan pendukung tower darurat dikarenakan kontur tanah yang berbukit-bukit dengan tingkat kecuraman yang ekstrim.

"Harapannya malam ini semua peralatan pendukung tersebut sudah siap di lokasi yang akan digunakan untuk mendirikan tower darurat," katanya.

Bayu menjelaskan untuk mempercepat proses pembangunan tower darurat, maka petugas PLN sekitar 100 pekerja PLN dari Kantor Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Area Penyalur dan Pengatur Beban (AP2B) dan Unit Induk Pembangunan (UIP) Kalimantan Bagian Tengah telah diturunkan untuk mempercepat proses penyelesaian tower darurat ditambah 20 orang petugas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) juga telah tiba dilokasi.

Ratusan petugas PLN itu dibagi menjadi tiga tim besar. Tim Pertama bertugas untuk mengirimkan peralatan tower darurat melalui atas bukit, kemudian tim kedua bertugas untuk menerima peralatan tower darurat yang dikirimkan oleh tim pertama menggunakan tambang.

"Sedangkan secara paralel tim ketiga menyiapkan lahan untuk pemasangan tower darurat, termasuk melakukan penebangan pohon dan penggalian untuk pondasi," jelas Bayu.

Dia mengatakan, cuaca di lokasi yang berada di Desa Muara Inu, Kecamatan Lahei saat ini kondisinya sangat panas, minimnya angin yang berhembus menyebabkan cuaca menjadi sangat gerah, namun hal tersebut tidak menyurutkan petugas PLN untuk terus berupaya mendirikan tower darurat.

"Kendala lainnya yang harus dihadapi oleh petugas PLN adalah Mandi Cuci Kakus (MCK). Satu-satunya mata air ada dilembah dengan lokasi 1 km dari lokasi dengan tingkat kecuraman yang sangat ekstrim. Petugas kami harus menempuh jarak tersebut untuk melakukan MCK." ujar Bayu.

Tower tersebut roboh akibat hantaman pohon besar yang tumbang menimpa kabel konduktor antara tower transmisi Nomor 87 dan 88 pada Jumat (14/10) sore sekitar pukul 16.30 Wib di kilometer 20 antara Desa Luwe Hulu Kecamatan Lahei Barat - Bangkanai Desa Karendan Kecamatan Lahei.

Akibat robohnya tower tersebut pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Bangkanai yang mengalirkan listrik untuk Kota Muara Teweh dan Buntok Kabupaten Barito Selatan terhenti total.

PLN melalukan upaya untuk mengatasi gangguan pasokan listrik tersebut dengan mengoperasikan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) Muara Teweh kapasitas sekitar 6 megawatt (MW) dan PLTD Buntok sekitar 9 MW.

"Bahkan akibat defisit daya di PLTD Muara Teweh sebesar 4,5 MW sehingga terpaksa dilakukan pemadaman bergilir dengan waktu delapan jam nyala dan 8 jam padam yang dijadwalkan hingga 25 OKtober 2016," jelas dia.

PLTMG Bangkanai sebelumnya sudah mulai beroperasi dengan ditandai syukuran yang dilakukan Bupati Barito Utara Nadalsyah yang dihadiri Direktur Bisnis PLN Regional Kalimantan Joko Raharjo yang dilakukan pada Rabu (12/10) di Gardu Induk Muara Teweh di ruas Jalan Muara Teweh-Puruk Cahu Kilometer 14 wilayah Desa Mukut Kecamatan Lahei.

PLTMG Bangkanai dengan daya 155 megawatt (MW) itu akan interkoneksi listrik di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan saat ini sudah menerangi kota Muara Teweh dan Buntok Kabupaten Barito Selatan dan rencananya akan diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada November 2016.

Baca Juga :