Angka Kematian Ibu Dan Bayi Di Barito Utara Meningkat?

id Barito Utara, Barut, Pemkab Barito Utara, Angka Kematian Ibu, Dinkes Barito Utara, Robanyah, Angka Kematian Ibu Dan Bayi Di Barito Utara Meningkat

Angka Kematian Ibu Dan Bayi Di Barito Utara Meningkat?

Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara menggelar audit mapernal parinatal di Muara Teweh, Rabu (19/10). (Ist)

Muara Teweh (Antara Kalteng) - Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah hingga September 2016 sebanyak lima kasus atau meningkat dibanding tahun sebelumnya hanya satu kasus.

"Angka kematian ibu dan bayi tahun ini meningkat cukup signifikan yakni lima kasus kematian ibu. Penyebabnya adalah perdarahan sebanyak dua kasus,infeksi dua kasus dan lainnya satu kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara (Barut) Robanyah pada pertemuan audit maternal perinatal di Muara Teweh, Rabu.

Robansyah mengatakan, jumlah kematian ibu dan bayi di Barito Utara, mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 terdapat tiga kasus kematian ibu. Kemudian tahun 2014 naik menjadi empat kasus. Sedangkan tahun 2015 jumlah kematian ibu hanya satu kasus.

"Penyebab kematian utama kematian neonatal di Barito Utara adalah berat bayi lahir rendah, sebanyak delapan kasus, asfiksa dua kasus dan kelainan congenital satu kasus," katanya.

Salah satu upaya kementerian kesehatan dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi adalah dengan kegiatan audit maternal perinatal. Kegiatan ini juga mencakup audit terhadap kematian ibu yang disebabkan karena masalah kehamilan, persalinan dan nifas.

"Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan maternal perinatal adalah melalui pembelajaran yang bersifat individual. Itulah pentingnya tenaga kesehatan diberikan arahan dan bimbingan," kata dia.

Robansyah mengatakan, kegiatan audit maternal perinatal (AMP) ini merupakan serangkaian kegiatan penelusuran sebab kematian atau kesakitan ibu, perinatal dan neonatal guna mencegah kesakitan atau kematian serupa di masa akan datang.

Pertemuan ini bertujuan untuk pembelajaran, pembinaan dan perbaikan dengan memperhatikan prinsip menghormati dan melindungi semua pihak yang terkait baik individu maupun institusi.

Program kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan visi misi presiden dan implementasi nawa cita. Diantaranya adalah meningkatkan hidup manusia Indonesia.

"Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi tingginya, maka diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan seluruh masyarakat. Diantaranya melalui pendekatan promotif, prefentiv, kuratif dan rehabilitative secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan," katanya.

Saat ini, kata Robansyah, status kesehatan ibu dan anak masih jauh dari harapan. Ini ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu.berdasarkan data tahun 2012 rata rata angka kematian ibu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup.

Rata rata kematian tersebut jauh melonjak dibanding 2007 yang hanya mencapai 228 per 100 ribu. Angka kematian ibu di Indonesia merupakan paling tinggi bila dibandingkan dengan Negara miskin asia seperti Kamboja,Myanmar, Nepal dan banglades.

"Angka tersebut menunjukan penurunan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, yaitu agar dapat mencapai target 102 per 100 ribu kelahiran hidup di tahun 2015," kata dia.

Untuk menurunkan angka kematian ibu salah satu factor utama adalah mengatakasi komplikasi persalinan tahun 2007 menunjukan sekitar 37 persen ibu mengalami persalinan tak maju ketika proses, kemudian 17 persen ketuban pecah dini dan 9 persen mengalami pendarahan hebat.

"Memang angka kematian bayi berhasil diturunkan, namun masih sangat lambat yaitu dari 34 per 1.000, menjadi 32 per 1.000. begitu juga dengan angka kematian balita masih menunjukan yang lambat yaitu dari 44 per 1.000 menjadi 40 per 1.000 kelahiran hidup." jelas Robansyah.