Buruh Bongkar Muat Hilang Terjebur Ke Laut
Sampit (Antara Kalteng) - Gafar (45) buruh bongkar muat di terminal Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dilaporkan hilang tercebur ke laut saat melakukan bongkar muat di kapal pada Jumat (21/10).
Koordinator Pos SAR Sampit Suprapto di Sampit, Sabtu mengatakan kejadian itu bermula ketika korban melakukan bongkar muat kayu gelondongan milik perusahaan kayu PT Sarmiento Parakanja Timber (Sarpatim) di muara sungai Mentaya.
"Ketika kerja di atas kapal Forsitia, korban bermaksud memasang tali tiba-tiba terpeleset dari tumpukan kayu mekanis gelondongan dan kemudian tercebur ke laut," tambahnya.
Korban merupakan warga Jalan Samekto, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Tercata sebagai tenaga kerja bongkat muat (TKBM) di terminal Sampit.
Suprapto mengungkapkan, korban langsung tenggelam begitu tercebur ke laut diduga korban pingsan akibat benturan keras saat di atas kapal.
Tim gabungan dari Basarnas, TNI Pos AL Samuda dan KSOP Sampit terus melakukan pencarian, dan hingga hari kedua tubuh korban belum ditemukan.
"Kita kesulitan mencari tubuh korban, selain arus yang deras dan gelombang tinggi, korban juga tidak mengenakan pelampung saat bekerja, sehingga tubuh korban sulit timbul kepermukaan air," katanya.
Tim ditargetkan akan melakukan pencarian korban selama tujuh hari, dan apabila hingga waktu yang telah ditentukan belum juga ditemukan, maka tim akan mengkoordinasikan kembali apakah di lanjut atau tidak.
"Kita lihat saja nanti, jika kondisi cuaca memungkinkan maka pencarian akan dilanjutkan," ucapnya.
Suprapto menduga kecelakaan kerja itu terjadi akibat kelalaian korban dan juga pihak perusahaan.
Koordinator Pos SAR Sampit Suprapto di Sampit, Sabtu mengatakan kejadian itu bermula ketika korban melakukan bongkar muat kayu gelondongan milik perusahaan kayu PT Sarmiento Parakanja Timber (Sarpatim) di muara sungai Mentaya.
"Ketika kerja di atas kapal Forsitia, korban bermaksud memasang tali tiba-tiba terpeleset dari tumpukan kayu mekanis gelondongan dan kemudian tercebur ke laut," tambahnya.
Korban merupakan warga Jalan Samekto, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Tercata sebagai tenaga kerja bongkat muat (TKBM) di terminal Sampit.
Suprapto mengungkapkan, korban langsung tenggelam begitu tercebur ke laut diduga korban pingsan akibat benturan keras saat di atas kapal.
Tim gabungan dari Basarnas, TNI Pos AL Samuda dan KSOP Sampit terus melakukan pencarian, dan hingga hari kedua tubuh korban belum ditemukan.
"Kita kesulitan mencari tubuh korban, selain arus yang deras dan gelombang tinggi, korban juga tidak mengenakan pelampung saat bekerja, sehingga tubuh korban sulit timbul kepermukaan air," katanya.
Tim ditargetkan akan melakukan pencarian korban selama tujuh hari, dan apabila hingga waktu yang telah ditentukan belum juga ditemukan, maka tim akan mengkoordinasikan kembali apakah di lanjut atau tidak.
"Kita lihat saja nanti, jika kondisi cuaca memungkinkan maka pencarian akan dilanjutkan," ucapnya.
Suprapto menduga kecelakaan kerja itu terjadi akibat kelalaian korban dan juga pihak perusahaan.