Ayo! Perusahaan Kelapa Sawit Beli Beras Lokal

id Kotawaringin Timur, Bupati Kotawaringin Timur, Bupati Kotim, Sampit, beras lokal, beras

Ayo! Perusahaan Kelapa Sawit Beli Beras Lokal

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran (kiri) dan Bupati Kotim H Supian Hadi (kanan) ketika shalat Idul Adha di Masjid Raya Wahyu Al Hadi Sampit, Senin (12/9/2016). (Humas Pemkab Kotim)

...dengan banyaknya pihak ikut memneli beras produksi petani lokal diharapkan beras tersebut tidak lagi dibeli oleh tengkulak dari daerah lain.
Sampit (Antara Kalteng) - Perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diminta untuk ikut membeli beras hasil produksi petani daerah itu.

Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi di Sampit, Rabu mengatakan dengan dilibatkannya seluruh perusahaan kelapa sawit diharapkan serapan beras produksi petani lokal bisa lebih besar lagi.

"Secara resmi kita sudah mengirimkan surat edaran ke seluruh perusahaan sawit yang ada di Kotawaringin Timur terkait permintaan partisipasi serapan beras produksi petani lokal tersebut," tambahnya.

Supian mengatakan, dengan banyaknya pihak ikut memneli beras produksi petani lokal diharapkan beras tersebut tidak lagi dibeli oleh tengkulak dari daerah lain.

Selain pihak perusahaan kepala sawit, pemerintah Kotawaringin Timur sebelumnya juga telah meminta kepada seluruh aparatur sipil negara di daerah itu untuk membantu membeli beras lokal tersebut.

Menurut Supian Hadi, selain kualitasnya bagus dan harganya lebih murah, hal ini juga merupakan sebagai gerakan moral untuk membantu peningkatan kesejahteraan petani di daerah ini.

"Kami meminta seluruh perusahaan kepala sawit dan ASN berpartisipasi membeli beras produksi petani lokal, yakni beras siam epang cap Jelawat. Kami berharap ini juga dapat menurunkan harga beras di pasaran yang saat ini antara Rp13.000 sampai Rp16.000 per kilogram," katanya.

Supian Hadi membenarkan selama ini beras petani banyak dibeli tengkulak. Gabah dibeli per kilogram hanya Rp4000, setelah jadi beras dihargai menjadi Rp6000 dan dijual Rp13.000. Tengkulak mendapatkan keuntungan sangat besar, sementara petani hanya mendapatkan hasil yang sedikit.

"Semakin banyak beras terserap maka makin banyak hasil diperoleh petani sehingga kesempatan mereka meningkatkan kesejahteraan juga makin besar," ucapnya.

Tidak hanya pada perusahaan sawit dan ASN, masyarakat diharapkan juga ikut membeli beras produksi petani lokal tersebut.

"Kita ingin serapan beras produksi petani lokal bisa lebih besar lagi, sebab pada 2017 nanti produksi beras petani akan bertambah banyak dan diprediksi Kotawaringin Timur akan mengalami surplus beras, untuk itu pemasarannya perlu dilakukan mulai sekarang," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Tani di Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Abdur Rasid mulai memasarkan beras kemasan cap Jelawat yang merupakan hasil produksi petani lokal setempat.

"Ini upaya kami agar kesejahteraan petani meningkat. Selama ini harga sering dipermainkan tengkulak sehingga hasil yang didapat petani sangat kecil, padahal harga beras di pasaran cukup tinggi," katanya.

Beras siam epang merupakan beras asli Kotawaringin Timur yang telah dipatenkan. Sedangkan jelawat yang dijadikan nama beras kemasan itu merupakan ikan khas Kalimantan yang kini dijadikan ikon kabupaten ini.

Tahap awal, siam epang cap Jelawat dikemas dengan berat 5 kg. Harganya dijual hanya Rp55.000 per sak atau Rp11.000 /kg. Harga itu jauh lebih murah karena di pasaran harganya sekitar Rp13.000 /kg.