Muara Teweh (Antara Kalteng) - Kapal dan tongkang angkutan batu bara dan kayu sudah bisa melewati jalur bawah Jembatan KH Hasan Basri Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, setelah tiga hari lalu dilarang melintasi jalur tersebut.
"Debit air Sungai Barito mulai turun, dan transportasi sungai, terutama bertonase besar aman melintasi bawah jembatan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lalu lintas Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (LLASDP) pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Barito Utara, Muhammad Nurdin di Muara Teweh, Jumat.
Ia mengatakan ketinggian air pedalaman sungai Barito pada Jumat (2/12) pagi sudah normal, skala tinggi air (STA) Muara Teweh menunjukkan angka 11,60 meter.
Sebelumnya angkutan bermuatan di atas normal mencapai 11,80 meter dilarang melintasi jembatan tersebut. Karena itu angka di atas normal sehingga tidak bisa melewati bagian bawah jembatan sepanjang 270 meter dengan lebar lima meter berkonstruksi baja Australia yang dibangun tahun 1990.
"Sejak kemarin larangan berlayar bagi angkutan kapal dan tongkang sudah kami cabut, karena debit air Sungai Barito mulai turun," tegas Nurdin.
Meski pedalaman Sungai aman bagi pelayaran, angkutan tongkang bermuatan batu bara yang berlayar ke hilir dan sebaliknya, tongkang kosong ke hulu masih belum terlihat ramai.
Sejumlah kapal dan tongkang mengangkut batu bara milik perusahaan yang berlokasi di wilayah Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya kini mulai berlayar, sebelumnya terpaksa bersandar di kawasan hutan pinggiran Sungai Barito.
Nurdin mengatakan mungkin pekan depan angkutan tambang dan kayu mulai ramai lagi, karena sebagian tongkang yang sebelumnya tidak bisa muat batu bara sudah melakukan aktivitas.
"Memang selama ini pedalaman Sungai Barito merupakan sarana satu-satunya untuk mengangkut sumber daya alam keluar daerah," jelasnya.
Sejumlah tongkang yang bermuatan batu bara milik perusahaan pemegang izin perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) dan Kuasa Pertambangan di dua kabupaten paling utara Kalteng itu.
"Pedalaman Sungai Barito kini sulit diprediksi. Bisa saja sebelumnya debit air naik, namun pekan depan bisa surut. Masalah inilah yang menjadi kendala angkutan tambang tidak maksimal," katanya.
Berita Terkait
Pemkab Barito Utara serahkan LKPD 2023 unaudited kepada BPK
Minggu, 5 Mei 2024 6:52 Wib
Dinas Kesehatan Barito Utara periksa kebugaran 145 JCH
Sabtu, 4 Mei 2024 16:50 Wib
Sekretariat DPRD Barito Utara terima kunker DPRD HSU bahas BLUD
Jumat, 3 Mei 2024 20:06 Wib
Tiga ormas di Barut dukung Akhmad Gunadi sebagai bakal calon bupati
Jumat, 3 Mei 2024 19:37 Wib
BPJS Ketenagakerjaan Barito Utara bagikan sembako di Hari Buruh
Jumat, 3 Mei 2024 17:48 Wib
Pj Bupati Barut terima penghargaan dari Menteri Dikbudristek
Jumat, 3 Mei 2024 16:42 Wib
Agi kembali serahkan berkas Bakal calon Bupati ketiga parpol Barito Utara
Kamis, 2 Mei 2024 20:57 Wib
KPU Barut: Calon terpilih anggota DPRD wajib laporkan LHKPN
Kamis, 2 Mei 2024 20:11 Wib