Ahok Menangis Saat Bacakan Tanggapan Sidang Perdana

id kasus ahok, basuki tjahaja purnama, ahok, sidang ahok

Ahok Menangis Saat Bacakan Tanggapan Sidang Perdana

Basuki Tjahaja Purnama atau AHok. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Jakarta (Antara Kalteng) - Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menangis saat membacakan tanggapan dalam sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Utara atas perkara dugaan penistaan agama yang melibatkan dirinya.

Ahok terdengar mulai terisak saat bercerita tentang keluarga angkatnya yang beragama Islam, usai diminta Majelis Hakim menyampaikan pernyataan sebelum sidang beragendakan pembacaan dakwaan dimulai.

"Saya seperti orang yang tidak tahu terima kasih apabila saya tidak menghargai agama dan kitab suci. Saya sangat sedih dituduh menista agama Islam karena itu sama saja saya menista orang tua angkat dan saudara angkat saya sendiri," kata Ahok di ruang sidang PN Jakarta Utara, Selasa.

Ahok yang mengenakan batik lengan panjang bernuansa cokelat itu terlihat diberikan sehelai tisu oleh panitia sidang sekitar lima menit setelah membacakan tanggapannya di depan Majelis Hakim.

Calon Gubernur DKI Jakarta bernomor urut dua tersebut menjelaskan, dia tidak berniat menista agama Islam dan menghina para ulama dalam pidato yang ia sampaikan saat kunjungan kerja ke Pulau Seribu tepatnya 27 September 2016.

Dalam tanggapannya, ia membacakan salah satu subjudul dari buku yang ia tulis tentang penyalahgunaan surat Al Maidah ayat 51 oleh para politisi.

"Bisa jadi tutur bahasa saya yang memberikan persepsi atau tafsiran yang tidak sesuai dengan apa yang saya lihat dan yang saya maksud. Ada oknum atau elite yang berlindung di balik ayat suci. Mereka menggunakan surat Al Maidah ayat 51 yang isinya melarang kaum nasrani dan yahudi menjadi pemimpin mereka," tutur Ahok.

Sidang yang berlangsung di Ruang Kusumah Atmadja PN Jakarta Utara Jalan Gajah Mada No. 17 ini dimulai tepat pada pukul 09.00 WIB.

Sementara itu, ratusan massa dari berbagai organisasi Islam tetap mengawal sidang di luar Gedung PN Jakarta Utara sambil menyerukan penangkapan dan penahanan Ahok atas dugaan penistaan agama yang ia lakukan.